| dc.description.abstract | Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah Islam membenkan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan
Semakin meluasnya penggunaan produk dan instrumen syariah disamping akan mendukung kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksi-transaksi yang bersifat spekulatif, sehingga mendukung stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian kestabilan harga jangka menengah-panjang. Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia, dalam kurun waktu 17 tahun total aset industri perbankan syariah telah meningkat sebesar 27 kali lipat dari Rp 1,79 triliun pada tahun 2000, menjadi Rp 49,6 triliun pada akhir tahun 2008. Dalam perkembangannya yang pesat bank syariah harus selalu tanggap dan waspada terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laba usaha bank syariah, yang akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan bank syariah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor- faktor eksternal, dalam hal ini variabel makroekonomi seperti suku bunga SBIriil; Industrial Production Index (IPX), inflasi dan kursrül terhadap profitabilitas BMI (Bank Muamalat Indonesia) yang dinilai dari laba bersih BMI. Pada Penelitian ini untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor tersebut menggunakan analisis linier berganda dengan Ordinary Least Square (OLS), melalui program Eviews 6.1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data bulanan dari laba bersih bank Muamalat, rasio biaya (bopo), jumlah aktiva produktif, suku bunga SBI, inflasi, kursriil dan IPX dari januari tahun 2000 sampai dengan desember tahun 2008.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari faktor-faktor eksternal dalam hal ini kursrii), SBIriil, dan IPX terhadap laba bersih BMI. Sedangkan inflasi tidak berpengaruh nyata terhadap laba BMI. Kursnil berpengaruh negatif terhadap laba bersih BMI, laba akan menurun ketika kursnil meningkat. Ini disebabkan karena kewajiban BMI dalam valuta asing lebih besar daripada asset yang dimiliki. SBIriil juga berpengaruh negatif terhadap laba bersih BMI, dalam rangka mempertahankan DPK ketika terjadi kenaikan bunga maka BMI akan menaikkan nisbah bagi hasil bagi deposan sehingga bagi hasil BMI menurun yang akhirnya menurunkan laba bersih BMI. Dari hasil analisis diperoleh bahwa IPX berpengaruh positif terhadap laba be menaikkan laba bersih BMI atas hasil kenaikan permintaan kredit dari sektor industri.
Faktor internal yang dimasukkan dalam penelitian ini yaitu BoPo yang berpengaruh positif terhadap laba. Naiknya laba akibat kenaikan BoPo ini diindikasikan karena dalam rangka menarik minat nasabah baik deposan maupun investor, BMI memperluas penggunaan berbagai produk dan instrumen keuangan syariah. Meluasnya penggunaan produk dan instrumen syariah akan mendukung kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat sehingga memperbesar rasio biaya BMI. Narin pengeluaran biaya yang besar tersebut menyebabkan kepercayaan dan kredibilitas BMI semakin besar, sehingga pendapatan BMI juga semakin bertambah. Kenaikan pada aktivariil juga meningkatkan laba BMI, karena dengan adanya pertumbuhan aktivariil berarti aktiva lancar semakin besar sehingga kesempatan BMI mengalokasikan dana ke sektor produktif menjadi semakin besar.rsih BMI, kenaikan IPX menunjukkan keadaan industri yang berkembang sehingga akan | id |
