Show simple item record

dc.contributor.advisorSyafii, Wasrin
dc.contributor.advisorSari, Rita Kartika
dc.contributor.authorAstuti, Yanik Dwi
dc.date.accessioned2023-11-06T06:10:23Z
dc.date.available2023-11-06T06:10:23Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130686
dc.description.abstractKayu yang tergolong kelas awet tinggi jumlahnya terbatas dan harganya mahal, sehingga masyarakat cenderung menggunakan kayu yang keawetannya rendah. Untuk meningkatkan umur pakai kayu yang tergolong kelas awet rendah, perlu dilakukan usaha pengawetan. Akan tetapi bahan pengawet yang beredar di pasaran cenderung menimbulkan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu perlu dicari bahan pengawet alternatif yang lebih aman bagi lingkungan. Salah satunya menggunakan zat ekstraktif kayu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar zat ekstraktif kayu Petai yang larut dalam pelarut aseton dan fraksinya, serta untuk mengetahui sifat anti rayap dari fraksi-fraksi dalam ekstrak aseton tersebut pada berbagai tingkat konsentrasi (fraksi n-heksan, eter, etil asetat, residu). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, pada bulan November 2004 sampai Februari 2005. Penelitian ini menggunakan serbuk kayu Petai ukuran 40-60 mesh dengan kadar air 10,22% yang diekstrak dengan menggunakan pelarut aseton. Ekstrak aseton ini kemudian difraksinasi secara bertingkat dengan menggunakan beberapa pelarut, mulai dari n-heksan, eter, etil asetat, dan hasilnya berupa fraksi terlarut n- heksan, fraksi terlarut eter, fraksi terlarut etil asetat, dan terakhir residu. Fraksi terlarut dan residu kemudian dibuat konsentrasi larutan ekstrak yaitu 2%, 4%, 6%, 8%, 10% (w/w) berdasarkan perbandingan berat kering tanur kertas uji (berat ekstraktif per berat kertas uji) pada berbagai tingkat konsentrasi serta 0% sebagai kontrol dengan menggunakan pelarut aseton. Kemudian ekstrak tersebut disemprotkan ke kertas uji selulosa yang telah diketahui berat awalnya. Jumlah contoh uji sebanyak 63 buah yaitu kombinasi 5 konsentrasi, 3 ulangan dan ditambah contoh uji untuk kontrol. Pengumpanan contoh uji ini dengan menggunakan metode yang telah dilakukan oleh Syafii (2000), kertas uji yang telah diberi perlakuan dimasukkan ke dalam botol uji pengumpanan dengan media pasir sebanyak 10 gr (30-50 mesh) dicampur dengan 2 ml air destilata. Sebanyak 50 ekor rayap tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren) yang terdiri dari 45 ekor rayap pekerja dan 5 ekor rayap prajurit, pengumpanan ini dilakukan selama 4 minggu. Indikator yang di uji adalah mortalitas rayap yang diamati setiap minggu dan persentase penurunan berat kertas selulosa uji dilakukan perhitungan setelah 4 minggu pengumpanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kandungan ekstrak aseton kayu Petai (Parkia speciosa Hassk) adalah 0,32% (termasuk kelas rendah) terdiri dari komponen yang terlarut dalam n-heksan 0,12%, eter 0,03%, ctil asetat 0,14% dan residu 0,03% dari 2000 gr sampel serbuk dengan kadar air 10,22%. Peningkatan konsentrasi ekstrak baik dari fraksi n-heksan, eter, etil asetat dan residu cenderung meningkatkan mortalitas rayap dan menurunkan kehilangan berat kertas uji. Pemberian ekstrak dengan konsentrasi 4% pengumpanan selama 2 minggu menghasilkan nilai mortalitas 97.00% untuk fraksi terlarut n-heksan,..dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAnti rayapid
dc.subject.ddcKayu petaiid
dc.subject.ddcZat Ekstraktifid
dc.titleSifat Anti Rayap Zat Ekstraktif Kayu Petai (Parkia speciosa Hassk)id
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record