Show simple item record

dc.contributor.advisorKarlinasari, Lina
dc.contributor.advisorSitumorang, Jonner
dc.contributor.authorDhani, Ridho M
dc.date.accessioned2023-10-24T14:09:47Z
dc.date.available2023-10-24T14:09:47Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127962
dc.description.abstractGaharu memiliki aroma wangi dan khas yang telah lama diperdagangkan sebagai komoditi elite untuk kebutuhan pewangi, dupa, hio dan obat-obatan. Penebangan pohon gaharu selama ini dilakukan dengan cara menebang semua pohon gaharu secara langsung hanya dengan melihat tanda-tanda alam seperti keberadaan sejumlah semut pada batang pohon, daun meranggas, dan pohon mengering. Hal ini mengakibatkan pohon gaharu yang tidak berisi atau belum siap panen banyak ditebang oleh pemburu gaharu. Dampak dari penebangan pohon gaharu secara langsung adalah semakin sedikitnya pohon-pohon penghasil gaharu yang terdapat di alam. Untuk mengurangi penebangan pohon gaharu secara sembarangan, maka perlu dilakukan berbagai inovasi untuk mendeteksi keberadaan gaharu di dalam pohon. Teknologi yang memungkinkan untuk mendukung hal ini adalah pengujian secara nondestruktif. Pengujian ini diharapkan dapat membantu mengetahui keberadaan gaharu di dalam batang pohon gaharu sehingga dapat mengurangi penebangan pohon yang belum siap panen. Tujuan penelitian ini adalah mendeteksi keberadaan gaharu di dalam pohon Aquilaria spp. dengan memanfaatkan parameter kecepatan rambatan gelombang ultrasonik dan untuk mengetahui pengaruh jenis pohon serta beda ketinggian titik pengujian pada pohon gaharu yang diinfeksi secara buatan terhadap kecepatan rambatan gelombang ultrasonik. Pohon yang digunakan dalam penelitian terdiri dari dua belas pohon A. crassna yang telah diinfeksikan jamur Acremonium sp. secara buatan melalui penyuntikan pada tahun 2008 dan tiga pohon A. crassna yang tidak diinfeksi jamur yang berasal dari kebun SEAMEO Biotrop. Selain itu digunakan juga pohon gaharu dari kebun milik Greg Hambali yang terdiri dari empat jenis pohon yaitu A. beccariana Tiegh, A. malaccensis Lamk, A. microcarpa Baill, dan A. crassna Pierre ex Lecomte yang telah diinfeksi secara buatan melalui penyuntikan jamur Fusarium sp. yang dilakukan pada tahun 2007 oleh para peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Bogor. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian kadar air dan kerapatan kayu pohon berdiri, serta pengujian kecepatan rambatan gelombang ultrasonik dan energi rambatan gelombang ultrasonik yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan nilai kerapatan rata-rata gaharu pada kebun milik Greg Hambali adalah 0,719 g/cm3, sedangkan nilai kerapatan rata-rata gaharu di Biotrop adalah 0,583 g/cm3. Nilai kerapatan tertinggi terdapat pada gaharu jenis A. microcarpa di kebun Greg Hambali pada ketinggian 1 meter yaitu sebesar 0,783 g/cm3, sedangkan nilai kerapatan terendah terdapat pada jenis A. crassna tidak diinfeksi di kebun Biotrop pada ketinggian 1 meter yaitu sebesar 0,547 g/cm3.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universtyid
dc.subject.ddcForestryid
dc.subject.ddcForest product technologyid
dc.titleStudi awal pendugaan keberadaan gaharu pada jenis aquilaria spp. menggunakan metode nondestruktif gelombang ultrasonikid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordGaharuid
dc.subject.keywordAquilariaid
dc.subject.keywordGelombang ultrasonikid
dc.subject.keywordAcremonium sp.id
dc.subject.keywordFusarium sp.id
dc.subject.keywordBogor Agricultural Universityid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record