Show simple item record

dc.contributor.advisorAffandi, Ridwan
dc.contributor.advisorButet, Nurlisa A
dc.contributor.authorTampubolon, Friska E.
dc.date.accessioned2023-10-19T23:52:43Z
dc.date.available2023-10-19T23:52:43Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127223
dc.description.abstractIkan betok (Anabas testudineus) termasuk jenis ikan lokal air tawar Indonesia yang banyak tersebar di beberapa perairan umum di Pulau Kalimantan, Sumatera dan Jawa (Isriansyah dan Sukarti, 2007). Ikan ini bernilai ekonomis tinggi dan harga jualnya juga cukup tinggi. Hal ini menyebabkan permintaan terhadap ikan tersebut terus meningkat, namun untuk memenuhi permintaan tersebut para nelayan lebih mengandalkan hasil tangkapan dari alam. Semakin meningkatnya penangkapan terhadap ikan ini di alam menimbulkan suatu kekhawatiran akan menurunnya populasi ikan ini dikemudian hari (Isriansyah dan Sukarti, 2007). Kajian tentang ikan betok ditinjau dari aspek pertumbuhannya merupakan langkah awal yang perlu dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai biologi populasi ikan betok tersebut dan informasi tentang biologi populasi. Informasi ini merupakan dasar untuk pengelolaan ikan tersebut secara berkelanjutan untuk memperoleh hasil tangkapan (produksi) maksimum. Pengambilan ikan contoh dilaksanakan pada bulan November 2007 sampai Januari 2008 di tiga habitat ikan yang berbeda yaitu rawa, sungai, dan danau di rawa banjiran anak sungai Mahakam Kec. Kota Bangun, Kab. Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Analisis data meliputi penentuan pola pertumbuhan, nilai faktor kondisi, penentuan kelompok ukuran, analisis panjang maksimum (L∞), koefisien pertumbuhan, dan laju pertumbuhan spesifik. Pola pertumbuhan ikan betok menunjukkan bahwa selama penelitian ikan ini memiliki pola pertumbuhan allometrik negatif, kecuali ikan betok jantan yang berasal dari rawa, pola pertumbuhannya bersifat allometrik positif. Hubungan panjang-berat ikan betok jantan di rawa, sungai, dan danau masing-masing mengikuti persamaan W = 0.0151L3.0591, W = 0.0792L2.3981, dan W = 0.0939L2.3232. Sedangkan hubungan panjang-berat ikan betina di rawa, sungai, dan danau masing-masing mengikuti persamaan W = 0.0702L2.4773, W = 0.0917L2.3508, dan W = 0.0332L2.7610. Secara umum, nilai faktor kondisi ikan jantan lebih besar dari ikan betina. Perbedaan faktor kondisi ini diduga dipengaruhi oleh perbedaan umur, kondisi lingkungan, tingkat kematangan gonad, ketersediaan makanan dan tingkah laku. Ikan-ikan yang berasal dari rawa dan danau terdiri atas tiga kelompok ukuran, sedangkan ikan-ikan yang berasal dari penangkapan di sungai hanya terdiri atas dua kelompok ukuran. Persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy ikan-ikan di rawa adalah Lt = 19.1706 (1-e-0.3824(t+0.4877)). Persamaan pertumbuhan ikan-ikan di danau Lt = 19.7175 (1-e-0.1672(t+1.2521)). Bila dianalisis secara keseluruhan, persamaan pertumbuhan ikan betok di ketiga habitat ini mengikuti persamaan Lt = 25.3948 (1-e-0.2683(t+0.6522)). Ukuran ikan yang paling banyak tertangkap di rawa dan danau berada pada selang kelas 12.28-13.55 cm. Nilai SGR ikan betok pada selang ukuran ini sebesar 0.15%/hari.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Institut Pertanian Bogor)id
dc.subject.ddcKlasifikasi ikanid
dc.subject.ddcikan betokid
dc.titleStudi biologi pertumbuhan ikan betok (Anabas testudineus Bloch) di rawa banjiran anak sungai Mahakam, Kec. Kota Bangun, Kab. Kutai Kertanegara, Kalimantan Timurid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordAnabas testudineusid
dc.subject.keywordHabitatid
dc.subject.keyworddistribusiid
dc.subject.keywordmakananid
dc.subject.keywordAnak Sungai Mahakamid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record