Perencanaan Lanskap Kawasan Wisata Budaya Berbasis Industri Kerajinan Gerabah Di Desa Banyumulek, Kecamatan Kediri, Lombok Barat
Abstract
Studi ini bertujuan untuk membuat suatu perencanaan lanskap kawasan wisata budaya berbasis industri kerajinan. Diharapkan perencanaan ini dapat meningkatkan kenyamanan, dan kepuasan wisatawan yang selanjutnya dapat berdampak terhadap meningkatnya apresiasi masyarakat dan pelestarian lingkungan pendukungnya yang bersuasana lokal serta kesejahteraan masyarakat. Studi dilakukan di Desa Banyumulek, Kecamatan Kediri, Lombok Barat. Desa Banyumulek berbatasan dengan Desa Rumak disebelah timur, Sungai Babak disebelah barat dan utara, dan Desa Gapuk disebelah selatan. Luas desa ini adalah 2.43 km2 atau 11.23 % dari total luas kecamatan. Tapak berjarak 5 km dari ibukota kecamatan, Kediri, dan 12 km dari ibukota kabupaten, Mataram. Studi dibatasi sampai perencanaan lanskap untuk wisata budaya dengan komoditas utama gerabah. Proses perencanaan meliputi persiapan studi, konsep, pengumpulan data, analisis, sintesis, dan perencanaan lanskap kawasan wisata budaya. Data yang diambil berbentuk data primer dan sekunder yang dianalisis secara deskriptif dan spasial. Konsep perencanaan ini adalah menciptakan suatu kawasan wisata budaya berbasis industri kerajinan dengan komoditas utama gerabah. Konsep ini dikembangkan menjadi konsep lanskap ruang, sirkulasi, dan aktivitas. Ruang dikembangkan mengikuti kondisi tapak yang ada, de ngan kreasi fasilitas penunjang untuk kegiatan wisata budaya, tanpa menghilangkan suasana alami yang ada pada tapak sehingga diharapkan kegiatan wisata dan kehidupan masyarakat berjalan bersama. Ruang ini diklasifikasi menjadi dua, yaitu ruang wisata budaya dan non wisata budaya. Ruang wisata budaya terdiri dari tiga subruang, yaitu ; intensif, semi intensif, dan ekstensif. Ruang non-wisata budaya dibagi menjadi empat sub -ruang yaitu; penerimaan, pelayanan, transisi dan kehidupan masyarakat. Jaringan sirkulasi yang dikembangkan pada tapak diklasifikasi menjadi dua, yaitu sirkulasi untuk kegiatan wisata (primer dan sekender) dan masyarakat. Sirkulasi primer merupakan penghubung antar ruang, berupa jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan tradisional cidomo. Sedangkan sirkulasi sekunder merupakan penghubung antar sub ruang, berupa jalan setapak yang berfungsi sebagai jalur tracking. Sirkulasi untuk kegiatan masyarakat diklasifikasi menjadi dua, yaitu sirkulasi primer dan sekunder. Sirkulasi primer berfungsi sebagai sirkulasi produksi, berbentuk memanjang (linear ) berupa jalan raya. Sedangkan sirkulasi sekunder merupakan penghubung ruang kehidupan masyarakat berupa jalan setapak. Aktivitas wisata yang akan dikembangkan adalah aktivitas yang sesuai dengan sumber daya yang ada pada tapak, yaitu: wisata budaya, wisata belanja dan wisata alam. Perencanaan lanskap kawasan wisata budaya terdiri dari rencana tata ruang, tata sirkulasi, pengembangan wisata budaya, jenis dan tata letak fasilitas, serta daya dukung wisata. Rencana tata ruang yang akan dibuat terdiri dari dua ruang utama yaitu ruang wisata budaya dan non-wisata budaya Alokasi pembagianruang untuk wisata budaya adalah 67 % dan untuk ruang non wisata budaya 33 %. Berdasarkan konsep yang dibuat, jalur sirkulasi yang direncanakan mencakup jalur sikulasi masyarakat dan wisatawan. Jalur sirkulasi kendaraan hanya sampai pada ruang penerimaan, dari ruang penerimaan sampai kawasan inti wisata budaya jenis kendaraan yang disediakan hanya cidomo. Hal ini bertujuan untuk menjaga kealamian suasana pedesaan dan mendukung kegiatan wisata budaya yang dilakukan. Wisata budaya merupakan bentuk wisata yang akan dikembangkan dengan menjadikan gerabah sebagai objek dan atraksi utamanya. Kegiatan wisata budaya yang akan dikembangkan bersifat aktif dan pasif. Wisata budaya aktif yaitu dimana wisatawan dapat berperan aktif mengikuti proses pembuatan gerabah dari awal sampai akhir, sehingga wisatawan mendapatkan pengalaman yang berbeda. Wisata budaya pasif, yaitu wisatawan bersifat wisata visual, selain itu wisata yang dilakukan yaitu wisata belanja. Kunjungan wisata direncanakan pada kawasan berbentuk paket wisata, tergantung lamanya waktu yang dapat diikuti wisatawan dengan rangkain kegiatan yang berbeda. Daya dukung kawasan bertujuan untuk menjaga kelestarian kawasan dan memberikan kenyamanan terhadap wisatawan. Diperoleh daya dukung kawasan sebesar 1928 orang/kunjungan, dengan ruang penerimaan, pelayanan dan intensif merupakan ruang yang dapat digunakan secara maksimal.
Collections
- UT - Agribusiness [4247]