Show simple item record

dc.contributor.authorMuljono, Albertus Teguh
dc.date.accessioned2010-05-05T10:53:51Z
dc.date.available2010-05-05T10:53:51Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/12511
dc.description.abstractPertumbuhan dan perkembangbiakan organ-organ kelamin betina sewaktu pubertas dipengaruhi oleh hormon-hormon gonadotropin dan kelenjar endokrin lainnya melalui hormon-hormon yang dihasilkannya. Pada hewan betina, pubertas biasanya ditandai dengan munculnya estrus dan ovulasi. Siklus reproduksi umumnya dibagi atas empat faselperiode, yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus. Reproduksi pada hewan betina merupakan suatu proses yang kompleks dan dapat terganggu pada berbagai stadium sebelum dan sesudah permulaaan siklus reproduksi. Gangguan dapat berupa invasi bakteri dan invasi mikrobial lainnya. Dinyatakan oleh Dellman and Brown (1976), serta Watts et al. (1978), bahwa pada fase proestrus dan estrus saluran reproduksi tubuler sering diinvasi oleh bakteria. Dinyatakan juga oleh Junqueira and Cainero (1980), bahwa pada fase-fase tertentu siklus menstruasi pada wanita, lekosit biasanya menginvasi epitel dan masuk ke dalam lumen vagina. Fungsi lekosit dalam ha1 ini diduga adalah sebagai respon imunitas tubuh terhadap infeksi dan peradangan akut yang ringan (Kurniasih, 1999). Lekosit dapat dijumpai dalam darah, biasanya karena sel-sel ini diangkut dari sumsum tulang atau jaringan limfoid menuju ke daerah-daerah tubuh yang membutuhkan sel-sel darah putih tersebut (Guyton, 1986). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase jenis-jenis lekosit pada tiap fase siklus reproduksi dari tikus putih (Rattus sp.) galur Spraque Dawley yang telah diadaptasikan pada lingkungan Indonesia. Tikus putih betina (Rattus sp.) galur Spraque Dawley yang telah mencapai dewasa kelamin (berumur 8 minggu) sebanyak 20 ekor digunakan sebagai hewan percobaan. Darah tikus-tikus tersebut diambil melalui vena coccygeae untuk dibuat preparat ulas darah setelah sebelumnya ditentukan fase siklus reproduksinya. Preparat ulas darah diperiksa di bawah mikroskop untuk dihitung jumlah sel darah putib (lekosit) yang terdiri dari netrofil, eosinofil, basofil, limfosit, dan monosit dengan pewarnaan Giemsa. Hasil penelitian ini tidak menunjukkan perbedaan nyata pada persentase lekosit granulosit (basofil, eosinofil, dan netrofil) selama siklus reproduksi. Perbedaan nyata selama siklus reproduksi terlihat pada lekosit agranulosit, yaitu limfosit dan monosit. Limfosit nampak tinggi saat proestrus dan rendah pada diestrus. Peningkatan monosit yang nyata terlihat pada estrus.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePersentase Jenis-Jenis Lekosit Pada Tiap Fase Siklus Reproduksi Tikus Putih (Rattus Sp.)id
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record