Strategi Pengelolaan Perikanan Pari Kekeh (Rhynchobatus spp.) Skala Kecil Berbasis Sistem Sosial-Ekologi di Kabupaten Aceh Jaya

Abstract

Pari kekeh (Rhynchobatus spp.) adalah spesies yang sering tertangkap sebagai tangkapan sampingan oleh nelayan di Kabupaten Aceh Jaya dan memiliki nilai ekonomi tinggi bagi masyarakat setempat. IUCN menetapkan spesies ini sebagai Critically Endangered pada tahun 2019 dan perdagangannya diatur oleh CITES Appendix II. Peningkatan permintaan dari pasar dan harga hiu yang tinggi mengakibatkan eksploitasi yang semakin meningkat, sehingga mengakibatkan penurunan populasi sumberdaya. Konsep penelitian ini adalah untuk merubah prilaku nelayan dalam memanfaatkan pari kekeh melalui penilaian skema estimasi untuk upaya perlindungan pari kekeh. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sumberdaya dan perikanan pari kekeh, memetakan jaringan sosial-ekologi, mengestimasi insentif konservasi, dan merumuskan strategi pengelolaan berkelanjutan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret hingga Agustus 2022 di PPI Lhok Rigaih, Kabupaten Aceh Jaya. Data utama diperoleh melalui pengamatan lapangan, sedangkan data sekunder berasal dari literatur dan sumber terkait. Sebanyak 48 responden dari komunitas nelayan pendarat pari kekeh dipilih dengan purpossive sampling. Analisis jejaring sosial digunakan untuk melihat Sistem Sosial-Ekologi (SSE), sedangkan dalam penilaian ekonomi, metode Discrete Choice Experiment (DCE) digunakan untuk memahami preferensi nelayan untuk upaya pengelolaan pari kekeh yang berkelanjutan. Dalam merumuskan kebijakan, Analytical Hierarchy Process (AHP) menggambarkan pandangan pemangku kepentingan untuk pengelolaan masa depan. Selama periode tahun 2017-2021, penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 191 ekor pari kekeh berhasil didaratkan. Mayoritas pari kekeh yang tertangkap masih dalam kategori immature (berukuran 65-86 cm). Perbandingan jenis kelamin tidak seimbang, dengan rasio 1:2,41. Kelimpahan pari kekeh menunjukkan fluktuasi nilai rata-rata dan adanya hubungan positif antara jumlah tangkapan dan usaha tangkap dengan peluang tertangkapnya pari kekeh. Penilaian ekonomi berdasarkan discrete choice experiment (DCE) diperoleh nilai minimum sejumlah Rp648.617 dan nilai maximum sejumlah Rp972.925 per-bulan. Berdasarkan hubungan sosial-ekologi perikanan pari kekeh di Aceh Jaya menjelaskan bahwa aktivitas penangkapan merupakan elemen kunci dengan nilai degree 11. Pada tingkat keterhubungan, pengaruh terbesar adalah pengepul Kabupaten dengan pengepul Aceh dengan nilai konektivitas sebesar 156. Strategi prioritas yang direkomendasikan berdasarkan Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah: (1) Pembatasan jumlah dan ukuran tangkapan pari kekeh dengan nilai 0,451; (2) Modifikasi/aternatif alat tangkap dengan nilai 0,227; (3) Kawasan konservasi dengan nilai 0,204; dan (4) Peningkatan edukasi masyarakat dengan nilai 0,116.