Show simple item record

dc.contributor.advisorde Rozari, M.Bl.
dc.contributor.advisorChambers, R.E.
dc.contributor.advisorKoswara, Jajah
dc.contributor.authorHisyam, Nazaruddin
dc.date.accessioned2023-05-22T07:42:53Z
dc.date.available2023-05-22T07:42:53Z
dc.date.issued1978
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117811
dc.description.abstractTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui iklim mikro dari sistem tumpang sari jagung dengan kedelai dan membandingkannya dengan iklim mikro tanaman tunggal jagung dan kedelai. Varitas jagung dan kedelai yang dipakai masing-masing adalah varitas Harapan-6 dan Orba. Pemupukan kedelai dengan dosis 20 kg N, 20 kg P205 dan 30 kg K20 per hektar. Pemupukan jagung dengan dosis 150 kg N, 100 kề P205 dan 100 kg K20 per hektar. Pemupukan N pada tanaman jagung dilakukan 3 kali yaitu pada waktu tanam, umur 4 dan 8 minggu, masing-masing 1/3 dosis. Untuk mencegah serangan hama dan penyakit, dilakukan penyemprotan dengan pestisida selang satu minggu. Sebagai perlakuan adalah 5 pola tanaman yaitu lapangan terbuka tidak ditanami (LT), tanaman tunggal jagung (Ja), tanaman tunggal kedelai (K), tumpang sari jagung- kedelai dengan satu baris kedelai antara barisan jagung (Ja + 1K) dan dua baris kedelai antara barisan jagung (Ja + 2K). Unsur fisik lingkungan mikro yang diamati adalah suhu udara, kelembaban nisbi udara, tekanan uap air, suhu tanah dan kelembaban tanah. Juga diamati intensitas cahaya matahari dan kecepatan angin untuk menjelaskan dan melengkapi unsur fisik lingkungan mikro yang diamati. Dikemukakan juga data Agronomi yang meliputi tinggi tanaman, indeks luas daun (beberapa kali pengamatan), produksi biji kering dan nisbah kesetaraan tanah (NKT). Pola tanaman berpengaruh nyata terhadap lingkungan fisik mikro tanaman.. Suhu udara cenderung lebih besar pada petak (Ja) dan petak tumpang sari dibandingkan dengan petak (K) dan (LT). Kelembaban nisbi udara dan tekanan uap air cenderung lebih besar pada petak tumpang sari dibandingkan dengan ke-3 petak yang lain. Suhu ta- nah cenderung lebih kecil pada petak tumpang sari diban- dingkan dengan petak tanaman tunggal. Kelembaban tanah cenderung lebih besar pada petak (Ja) dan tumpang sari dibandingkan dengan petak (K) dan (LT). Produksi jagung petak tumpang sari berkurang sebe- sar 5.9 sampai 10.6 persen dibandingkan dengan petak tanaman tunggal jagung (Ja). Sedangkan produksi tanaman kedelai petak tumpang sari berkurang sebesar 55.4 sampai 67.4 persen dibandingkan dengan petak tanaman tunggal (K). Nisbah kesetaraan tanah (NKT) tertinggi diperoleh dari petak tumpang sari dengan dua baris kedelai antara barisan jagung, yaitu sebesar 1.43.id
dc.language.isoidid
dc.titleIklim mikro dari suatu sistem panen berganda (multiple cropping) jagung (zea mays, linn.) dengan kacang kedelai (glycine max merr)id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordIklim Mikroid
dc.subject.keywordTumpang sari jagungid
dc.subject.keywordKelembaban udaraid
dc.subject.keywordKelembaban tanahid
dc.subject.keywordSuhu udaraid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record