Upaya Peningkatan Nilai Guna By-product Sebagai Pakan Alternatif Melalui Fermentasi Jamur P.ostreotus
Abstract
By-product pengolahan perkebunan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi apabila diolah secara tepat sehingga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan, pemberian pakan secara optimal, Pengolahan perkebunan seperti bungkil inti sawit (BIS), tandan kosong kelapa sawit (TKKS), serbuk gergaji akasia (SGA) mempunyai keterbatasan untuk digunakan sebagai pakan yaitu kandungan serat kasarnya yang tinggi dan protein yang rendah. Sehingga diperlukan perlakuan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ternak melalui proses bioteknologi salah satu diantaranya fermentasi dengan menggunakan jamur tiram putih. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreotus) merupakan kelompok white rot fungi salah satu jamur yang dapat mendegradasi ikatan lignin lebih ekstensif dibandingkan mikroorganisme yang lain, karena pada jamur ini memproduksi enzim ligninolytic extracellular, seperti laccases, lignin peroxidase dan Mn peroxidase.Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengkaji pengaruh penggunaan jenis susbstrat dan lama waktu fermentasi dengan jamur tiram putih (P. ostreotus) secara fisik; (2) mengevaluasi nilai nutrisi dari penggunaan jenis substrat dan lama waktu fermentasi dengan jamur tiram putih (P. ostreotus) secara in vitro.
Penelitian ini didesain menggunakan 2 tahapan. Tahap I. Karakteristik fisik media fermentasi jamur P. ostreotus berdasarkan jenis substrat dan lama waktu fermentasi berbeda. Jenis substrat dan waktu fermentasi terbaik dari proses fermentasi jenis substrat dan lama waktu fermentasi berbeda untuk menentukan cara pengolahan dan penanganan yang tepat pada media fermentasi menggunakan P. ostreotus. Tahap II. Jenis substrat dan waktu fermentasi terbaik dari proses fermentasi yang berbeda terhadap perubahan nilai nutrisi dan fraksi serat. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial (3x3) dengan 3 ulangan. Faktor A adalah Jenis produk yaitu P1 = BIS, P2 = TKKS, P3 = SGA, dan faktor B adalah lama waktu fermentasi yaitu T1 = 0 h (hari), T2 = 30 h, T3 = 60 h. Peubah yang diamati pada penelitian ini yaitu karakteristik Fisik (suhu kelembapan, kecepatan pertumbuhan miselium, bobot media, kadar air, berat jenis, ukuran partikel, kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan). Analisis nutrisi secara in vitro (bahan kering, bahan organik, abu, nilai pH, kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, N-NH3 dan VFA total. Analisis Fraksi serat (NDF, ADF dan Hemiselulosa).
Jamur P. ostreotus sampai hari ke-60 berdasarkan jenis substrat dari serbuk gergaji menunjukkan kecepatan pertumbuhan miselium paling baik. Jenis substrat BKS tanpa penyimpanan menunjukkan kualitas fisik yang baik terhadap ukuran partikel 1,70 mm, kerapatan tumpukan 324,78 kg/m3 dan kerapatan pemadatan
3
tumpukan 375,76 kg/m . Lama fermentasi 60 h tidak menurunkan kualitas fisik
pakan hasil fermentasi jamur P. ostreotus, karena kadar air nya masih berada pada kisaran normal dibawah 14%, sehingga aktivitas mikroorganisme dapat ditekan pada kadar air 12-14%. Penggunaan jamur P. ostreotus tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kandungan fraksi serat NDF, ADF dan Hemiselulosa, namun efektif meningkatkan nilai pH, kecernaan bahan kering,
kecernaan bahan organik, N-NH3 dan VFA. Semakin lama waktu fermentasi dapat meningkatkan nilai pH, kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, N-NH3 dan VFA. Lama waktu fermentasi terbaik yaitu pada fermentasi 60 h. Jenis substrat bungkil inti sawit menunjukkan nilai kecernaan yang paling baik diantara jenis susbtrat lainnya.
Collections
- MT - Animal Science [1145]