Show simple item record

dc.contributor.advisorPutri, Tursina Andita
dc.contributor.advisorUtami, Anisa Dwi
dc.contributor.authorMagdalena, Nona
dc.date.accessioned2022-08-12T06:16:46Z
dc.date.available2022-08-12T06:16:46Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113500
dc.description.abstractBawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang penting bagi masyarakat Indonesia karena fungsinya sebagai bumbu masak yang utama sehingga permintaan bawang merah cenderung meningkat. Pada saat pandemi Covid-19 harga bawang merah mengalami kenaikan harga. Kenaikan harga bawang merah diduga disebabkan karena distribusi yang tidak normal (adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar/PSBB) dan musim tanam yang mundur sejak 2019. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis transmisi harga bawang merah tingkat produsen dan konsumen pada saat pandemi Covid-19. Data yang digunakan merupakan data time series (runtun waktu) harian dari Maret 2020 hingga Maret 2021. Analisis menggunakan pendekatan Vector Error Correction Model (VECM). Hasil estimasi VECM menunjukkan bahwa harga bawang merah pada tingkat produsen dan konsumen dalam jangka panjang mengalami transmisi harga satu arah, dimana perubahan harga yang terjadi di konsumen memengaruhi harga pada produsen. Pada jangka pendek tidak terjadi transmisi harga. Adanya transmisi harga satu arah dalam jangka panjang dan tidak terjadinya transmisi harga dalam jangka pendek antara prosuden dan konsumen dapat mengindikasikan bahwa lembaga pemasaran bawang merah di Indonesia tidak efisien selama pandemi Covid-19.id
dc.description.abstractShallots are one of the important vegetable commodities for the people of Indonesia because of their function as the main cooking spice so that the demand for shallots tends to increase. During the Covid-19 pandemic, the price of shallots increased. The increase in the price of shallots is thought to be due to an abnormal distribution (the existence of Large-Scale Social Restrictions/PSBB) and the delayed planting season since 2019. This study aims to analyze the transmission of shallot prices at the producer and consumer levels during the Covid-19 pandemic. The data used is daily time series data from March 2020 to March 2021. The analysis uses the Vector Error Correction Model (VECM) approach. The results of the VECM estimation show that the price of shallots at the producer and consumer levels in the long run experiences one-way price transmission, where price changes that occur in consumers affect prices to producers. In the short term there is no price transmission. The existence of one-way price transmission in the long term and the absence of short-term price transmission between producers and consumers may indicate that shallot marketing institutions in Indonesia are inefficient during the Covid-19 pandemic.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleTransmisi Harga Bawang Merah Pada Saat Pandemi Covid-19id
dc.title.alternativeShallot Price Transmission in Indonesia during The Covid-19 Pandemicid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordCovid-19 Pandemicid
dc.subject.keywordPrice Transmissionid
dc.subject.keywordShallotsid
dc.subject.keywordVECMid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record