Optimasi Persediaan Bahan Baku Keripik Nanas Pada Industri Rumah Tangga Kabupaten Tapanuli Utara
Date
2022-08-01Author
Silitonga, Haifa Victoria
Nurmalina, Rita
Jahroh, Siti
Metadata
Show full item recordAbstract
Nanas merupakan salah satu tanaman buah yang banyak dibudidayakan di
daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini mempunyai banyak manfaat terutama
pada buahnya. Potensi agroklimat dan ketersediaan lahan di Indonesia akan
mendukung dalam pengembangan budidaya nanas.
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara dalam hal mengembangkan
agroindustri berusaha ikut membantu terciptanya agroindustri khususnya dalam
produk olahan nanas. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melakukan
pembinaan dan pelatihan usaha pengolahan pangan oleh Bina UKM Kabupaten
Tapanuli Utara. Setelah mengikuti pelatihan tersebut beberapa masyarakat tertarik
sehingga mereka membuka usaha pengolahan nanas menjadi keripik nanas yang
berada di desa Sipultak, Kecamatan Pagaran, Kabupaten Tapanuli Utara.
Mengingat prospek komoditi nanas yang cukup besar, maka perlu disusun program
pengembangan buah nanas antara lain dengan mengolah buah nanas menjadi
produk yang banyak diminati masyarakat. Alasan utama penggunaan buah nanas
adalah selain buah nanas disukai karena rasanya yang enak, aroma yang khas dan
mengandung vitamin yang baik untuk kesehatan.
Tujuan dari penelitian ini 1) Mengetahui jumlah pemesanan yang ekonomis
(Economic Order Quantity) dalam persediaan bahan baku 2) Mengetahui lama
waktu untuk melakukan pemesanan kembali (Reorder Point) terhadap persediaan
bahan baku 3) Mengetahui besar persediaan (Safety Stock). Penelitian ini
menggunakan metode Economic Order Quantity yang dapat mengidentifikasi
kebutuhan, biaya dan waktu pemesanan dalam persediaan bahan baku. Data yang
dianalisis adalah data di industri usaha keripik nenas pada tahun 2019.
Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan, biaya, dan
waktu pemesanan dalam persediaan adalah Economic Order Quantity (EOQ).
Metode EOQ berusaha mencapai tingkat persediaan seminimum mungkin, biaya
rendah dan mutu yang lebih baik. Perencanaan persediaan yang menggunakan
metode EOQ dalam suatu perusahaan akan mampu meminimalisasi terjadinya out
of stock sehingga tidak mengganggu proses produksi dalam perusahaan dan
mampu menghemat biaya persediaan bahan baku dalam perusahaan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan metode EOQ
industri usaha keripik nanas dapat memaksimalkan penggunaan bahan baku serta
mengurangi biaya dalam produksi, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
pembelian bahan baku yang lebih ekonomis dan pengematan biaya sebagai berikut
: a. Penghematan untuk nanas menurut metode EOQ yang paling ekonomis adalah
sebesar 2453,82 kg, untuk minyak goreng sebesar 723,62 kg, untuk kapur sirih
sebesar 10,69 kg dan untuk garam sebesar 189,73 kg, b. Untuk re-order point yang
sudah dihitung dengan metode ROP adalah nanas sebesar 777 kg, minyak goreng
sebesar 276 kg, kapur sirih sebesar 6,8 kg dan garam sebesar 18,6 kg dan c. Untuk
safety stock yang sudah dihitung dengan mtode SS adalah nanas sebesar 687 kg,
minyak goreng sebesar 264 kg, kapur sirih sebesar 6,6 kg dan garam sebesar 18 kg.
Pembelian bahan baku oleh perusahaan dinilai kurang efisien karena biaya
yang dikeluarkan sebesar Rp 12.480.000, sedangkan jika menggunakan metode
EOQ biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 3.629.999.
Penghematan ini merupakan hasil dari meminimalkan total biaya persediaan,
dimana dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) akan
meningkatkan jumlah pemesanan dan menurunkan frekuensi pemesanan sehingga
dapat menghemat biaya pemesanan dan akan meningkatkan pendapatan industri.
Biaya awal yang timbul akibat over-order bahan baku dapat dihemat secara
maksimal dengan memesan bahan yang sesuai dengan kebutuhan produksi.
Collections
- MT - Economic and Management [2875]