Show simple item record

dc.contributor.advisorJahroh, Siti
dc.contributor.advisorJohar, Setiadi
dc.contributor.authorShaliha, Maulani Barkah
dc.date.accessioned2022-07-09T00:02:56Z
dc.date.available2022-07-09T00:02:56Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112365
dc.description.abstractSalah satu komoditas unggulan subsektor perkebunan Indonesia yang telah dikenal di seluruh dunia adalah lada (Piper nigrum L). Indonesia merupakan negara penghasil dan pengekspor lada terbesar kedua di dunia setelah Vietnam. Lada dijuluki sebagai king of spices dan memiliki peran penting pada perekonomian negara sebagai penyumbang devisa. Indonesia sendiri memiliki dua jenis lada yang dibudidayakan yaitu: jenis lada hitam (Lampung Black Pepper) dan lada putih (Muntok White Pepper). Umumnya lada hitam dibudidayakan di daerah Lampung dan lada putih di Kepulauan Bangka Belitung. Diantara dua jenis lada tersebut, lada putih memiliki nilai ekonomis lebih tinggi bila dibandingkan dengan lada hitam. Hal tersebut karena nilai jual lada putih yang lebih tinggi dibandingkan dengan lada hitam. Muntok White Pepper merupakan suatu brand image yang terkenal karena cita rasanya yang khas dengan rasa yang lebih pedas dibandingkan jenis lainnya. Keunggulan lain dari lada putih yaitu nilai ekspor yang hampir setiap tahun selalu meningkat bila dibandingkan dengan lada hitam. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan daerah penghasil utama lada putih sehingga merupakan daerah sentra pengembangan lada putih di Indonesia sejak tahun 2015 menurut Kepmentan No.46/KPTS/PD.120/1/2015. Meskipun telah menjadi sentra utama pengembangan lada putih di Indonesia, kenyataannya agribisnis lada putih masih belum berkembang dengan baik. Penurunan jumlah petani, produksi dan produktivitas serta pola budidaya tradisional dengan skala usaha perkebunan rakyat masih menjadi masalah utama disini padahal Bangka Belitung memiliki potensi sumber daya yang besar untuk pengembangan lada putih. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi upaya pengembangan agribisnis lada putih, (2) mengindentifikasi aktor-aktor berperan dalam upaya pengembangan agribisnis lada putih, (3) mengidentifikasi tujuan pengembangan agribisnis lada putih, dan (4) merumuskan alternatif dan prioritas strategi pengembangan agribisnis lada putih di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara secara mendalam dengan responden terpilih pada bulan Mei hingga Juni 2017. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka. Adapun dalam menentukan prioritas strategi pengembangan lada putih dalam penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan melibatkan pendapat para pakar. Hasil analisis AHP menunjukan faktor yang mempengaruhi pengembangan agribisnis lada putih antara lain: harga lada (0,261), teknologi budidaya dan pasca panen (0,200), hubungan antar stakeholder (0,158), kebijakan pemerintah (0,145), kualitas bibit (0,144), dan ketersediaan lahan (0,092). Pihak atau aktor yang berperan dalam pengembangan agribisnis lada putih menurut hasil analisi AHP adalah Pemerintah daerah (0,268), Asosiasi petani dan Eksportir lada (0,190), Litbang (0,189), Eksportir (0,180), dan Petani/kelompok tani (0,174). Sedangkan tujuan pengembangan dari para aktor adalah yaitu: peningkatan pendapatan petani (0,278), peningkatan produktivitas dan kualitas lada (0,245), peningkatan ekspor (0,215), peningkatan luas areal perkebunan lada (0,130), dan peningkatan pendapatan daerah (0,129) Alternatif strategi yang dipilih dalam menjalankan upaya pengembangan agribisnis lada putih adalah strategi peningkatan daya saing melalui peningkatan produktivitas, kualitas, & diversifikasi produk (0,380), strategi peningkatan peran kelembagaan di tingkat petani, pemasaran, & pemerintah (0,172), strategi pengembangan industri pembibitan (0,166), strategi peningkatan infrastuktur & penerapan teknologi tepat guna (0,165), dan strategi perluasan areal perkebunan pada lahan yang sesuai (0,116). Dari alternatif-alternatif strategi tersebut, dengan menggunakan metode AHP maka strategi prioritas yang dapat dijalankan yaitu strategi peningkatan daya saing lada melalui peningkatan produktivitas, kualitas, dan diversifikasi produk.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleStrategi Pengembangan Agribisnis Lada Putih di Provinsi Kepulauan Bangka Belitungid
dc.title.alternativeAgribusiness Development Strategy of White Pepper in Bangka Belitung Provinceid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAHPid
dc.subject.keywordPepper Priceid
dc.subject.keywordMuntok White Pepperid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record