Show simple item record

dc.contributor.advisorDaryanto, Arief
dc.contributor.advisorHarianto, Harianto
dc.contributor.authorArfiyunanto, Arfiyunanto
dc.date.accessioned2022-05-31T06:54:47Z
dc.date.available2022-05-31T06:54:47Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111904
dc.description.abstractIndonesia sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia mengekspor sebagian besar produknya ke pasar global. Pemerintah berupaya mendorong hilirisasi industri sawit di dalam negeri melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 136 Tahun 2015 mengenai tarif ekspor progresif. Pelaku usaha merespon dengan menambah kapasitas pabrik atau mendirikan pabrik baru untuk memproduksi dan meningkatkan ekspor turunan minyak sawit salah satunya minyak goreng sawit. Pemerintah di sisi lain menerbitkan Instruksi Presiden No. 8 Tahun 2015 tentang moratorium penundaan ijin baru pembukaan hutan alam primer dan gambut yang membatasi pembukaan lahan sawit dan berakibat semakin terbatasnya suplai bahan baku minyak sawit bagi industri minyak goreng dalam negeri. Kondisi-kondisi tersebut mempengaruhi tingkat persaingan usaha dalam industri minyak goreng di Indonesia. Kementerian Pertanian (2017) menerbitkan data tingkat pertumbuhan tahunan penggunaan minyak goreng (sawit) untuk makanan sebesar 25,90% sebagai peluang untuk direbut oleh setiap produsen minyak goreng. Lembaga Frontier Consulting Group menerbitkan hasil survey terhadap merek-merek minyak goreng pilihan konsumen pada rentang 2012-2018 yang menunjukkan peringkat dan tingkat persaingan produk minyak goreng pada kategori consumer pack. Merek Filma (PT. SMART Tbk.) bersama merek Tropical, Sania dan Sunco berada di kelompok pengikut dengan skor masing-masing kurang dari 20%. Merek Bimoli (PT. Salim Ivomas Pratama Tbk.) memimpin dengan skor dengan angka 40-50%. Perusahaan-perusahaan yang berada dalam industri yang sama, menghadapi tantangan dan peluang yang sama menunjukkan perbedaan kinerja yang signifikan. Peneliti merasa tertarik untuk mengkaji apa yang menjadi faktor pembeda di internal perusahaan yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi resources dan capabilities perusahaan menggunakan alat Value Chain Analysis (VCA), menganalisis resources dan capabilities yang dimiliki menggunakan VRIO framework dan merumuskan strategi perusahaan untuk mencapai sustained competitive advantage melalui in-depth interview dan kajian literatur. Perusahaan memiliki dua capabilities yang memiliki Value tetapi belum dikelola dengan baik sehingga memberikan competitive disadvantage bagi perusahaan. Perusahaan memiliki dua resources dan dua capabilities yang hanya memenuhi kriteria VRO dan hanya memberikan temporary competitive advantage kepada perusahaan karena masih dapat dengan mudah ditiru/disubtitusi oleh pesaing. Perusahaan memiliki satu resource dan satu capability yang memenuhi seluruh kriteria VRIO dan menjadi sumber sustained competitive advantage bagi perusahaan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisis Sustained Competitive Advantage Perusahaan Minyak Goreng di Indonesia Melalui Pendekatan Resource-Based View (Studi Kasus di PT. SMART Tbk. Marunda)id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordminyak goreng sawitid
dc.subject.keywordRBVid
dc.subject.keywordsustained competitive advantageid
dc.subject.keywordVCAid
dc.subject.keywordVRIOid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record