Kemampuan Daya Tahan Panas Komposit Bioplastik Pati Ampas Sagu-Alumina
Date
2022-04-08Author
Amatullah, Afra Najiyah
Kemala, Tetty
Irawadi, Tun Tedja
Metadata
Show full item recordAbstract
Bioplastik dapat membantu mengurangi permasalahan limbah plastik karena berbahan polimer alami yang mudah terdegradasi di lingkungan. Bahan dasar bioplastik yang dapat digunakan, yaitu pati. Pati dapat diperoleh dari ampas sagu hasil pengolahan tanaman sagu yang banyak ditemukan di Indonesia. Ampas sagu mengandung pati 52,98%, namun bergantung pada umur pohon sagu, spesies, dan proses pengolahannya.
Bioplastik dapat ditingkatkan sifat ketahanan panas dengan penambahan zat aditif. Alumina merupakan salah satu logam oksida yang banyak digunakan sebagai bahan isolator suhu tinggi dengan titik leleh 2050 oC. Kelebihan lain dari logam ini adalah biayanya yang murah dan mudah ditemukan. Penelitian ini bertujuan memperoleh bioplastik berbasis pati ampas sagu yang memiliki daya tahan panas tinggi dari penambahan variasi berat Al2O3.
Bioplastik dibuat dengan persentase 0, 1, 3, dan 5% dari berat pati ampas sagu. Hasil menunjukkan secara fisik memiliki tekstur yang halus dan transparan. Penambahan Al2O3 yang semakin tinggi dapat mengurangi transparansi karena warna bioplastik semakin memutih. Analisis termal dilakukan dengan menggunakan DTA yang menunjukkan titik leleh bioplastik dengan Al2O3 0, 1, 3, dan 5% masing-masing 266, 270, 274, dan 280 oC. Penambahan Al2O3 menghasilkan titik leleh yang semakin tinggi. Uji sifat mekanik menghasilkan nilai kuat tarik bioplastik dengan Al2O3 0, 1, 3, dan 5% masing-masing 2,98; 3,45; 3,09; dan 3,41 MPa serta nilai elongasi masing-masing 46,39; 50,06; 37,1; dan 38,66%. Nilai yang fluktuatif ini dapat disebabkan oleh tidak ratanya ketebalan bioplastik. Hasil sifat mekanik tersebut juga belum memenuhi standar. Uji densitas dilakukan dengan menggunakan piknometer menghasilkan nilai densitas bioplastik dengan Al2O3 0, 1, 3, dan 5% masing-masing 2,86; 3,70; 4,89; dan 5,52 g cm-3. Penambahan Al2O3 dapat meningkatkan kerapatan bioplastik. Selain itu, nilai densitas yang bertambah dapat meningkatkan titik leleh bioplastik. Nilai densitas bioplastik secara keseluruhan memenuhi standar SNI 7188.7:2016. Uji ketahanan air bioplastik dengan Al2O3 0, 1, 3, dan 5% menghasilkan nilai masing-masing 67,32; 77,86; 78,49; dan 80,28%. Ketahanan air semakin meningkat seiring bertambahnya Al2O3 yang disebabkan meningkatnya densitas. Nilai ketahanan air bioplastik dengan Al2O3 3 dan 5% yang telah memenuhi SNI 7188.7:2016. Hasil yang terpilih berdasarkan analisis dan uji yang telah dilakukan, yaitu bioplastik dengan Al2O3 5%. Selanjutnya, dianalisis gugus fungsi dengan FTIR, analisisis morfologi dengan SEM, dan uji biodegradasi.
Hasil analisis gugus fungsi dengan FTIR menunjukkan pergeseran bilangan gelombang yang tidak berubah secara signifikan sehingga interaksi yang terjadi merupakan interaksi fisik. Hasil analisis morfologi dengan menggunakan SEM menunjukkan Al2O3 terdistribusi secara merata pada permukaan bioplastik. Uji biodegradasi dilakukan dengan menimbun bioplastik dalam tanah selama 7 hari. Hasil menunjukkan bahwa bioplastik dengan Al2O3 5% terdegradasi lebih rendah yang kehilangan bobot 96% dibandingkan tanpa Al2O3 sebesar 99%. Hal tersebut disebabkan oleh Al2O3 yang ditambahkan menyisip pada ruang kosong bioplastik sehingga mengurangi pati berikatan dengan air.