Produktivitas dan Nilai Sapi Bali pada Kelompok Umur Berbeda
Abstract
Sapi bali adalah ternak asli dari Indonesia dan memiliki persentase karkas
yang lebih tinggi dibandingkan dengan sapi lokal lainnya. Produktivitas sapi yang
tinggi akan menghasilkan nilai ekonomis yang tinggi pula. Tujuan penelitian ini
adalah untuk membandingkan produktivitas karkas dan non karkas serta nilai sapi
bali pada kelompok umur berbeda. Ternak yang digunakan adalah sapi bali
sebanyak 16 ekor yang dipotong dalam rangka hari raya Iduladha. Penelitian yang
dilakukan mencangkum pengukuran bobot potong, bobot dan persentase karkas,
komponen karkas (daging dan tulang), dan komponen non karkas yaitu kepala,
kulit, kaki, jeroan (offal) merah, dan jeroan (offal) hijau, serta nilai dari sapi hidup
dan masing-masing komponen karkas dan non karkas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa produktivitas komponen karkas dan non karkas sapi bali
relatif sama pada kelompok umur yang berbeda. Persentase kulit merupakan satu-satunya yang menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada kelompok umur yang
berbeda. Nilai komponen karkas dan non karkas sapi bali yang dipotong untuk
hari raya Iduladha tidak menghasilkan nilai tambah yang ditunjukkan dengan nilai
negatif jika divaluasi dengan nilai bobot hidupnya, sehingga sapi bali yang dijual
dalam kondisi hidup untuk hari raya Iduladha menunjukan nilai tertinggi. Bali cattle are indegenous livestocks from Indonesia and it’s known to
have higher carcass percentage than other local cattle. High productivity in cattle
leads to its high economical value as well. This study aimed to compare the
carcass and non-carcass yield and economic value of Bali cattle that were
slaughtered at different age groups. The study used 16 heads of Bali cattle sold for
Eid al-Adha. The study included measurement of slaughter weight, weight and
percentage of carcass, carcass components comprising meat and bone, and non-carcass components including head, skin, foot, red offal, green offal, and
economic values of live cattle and components of carcass and non-carcass. The
results showed that the productivity of carcass and non-carcass components of
Bali cattle were relatively the same at different age groups. The skin percentage
was the only indicator that was significantly different among age groups. Bali
cattle that were slaughtered for Eid al-Adha had no added value shown with
negative value when they were valued as carcass and non-carcass components and
therefore live cattle sold for Eid al-Adha had the highest economic value.