Show simple item record

dc.contributor.advisorKusrini, Mirza Dikari
dc.contributor.advisorArida, Evy Ayu
dc.contributor.authorYudha, Andhika Prima
dc.date.accessioned2021-05-27T04:02:09Z
dc.date.available2021-05-27T04:02:09Z
dc.date.issued2021-05-24
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106865
dc.description.abstractBiawak air (Varanus salvator) banyak ditangkap untuk diambil kulit dan dagingnya di Indonesia. Penelitian mengenai pemanfaatan biawak air umumnya hanya melaporkan dalam bentuk pemanfaatan untuk ekspor, sementara penelitian untuk pemanfaatan dalam negeri masih sedikit dilaporkan. daerah Bogor dipilih karena diduga sebagian masyarakatnya memanfaatkan biawak air sebagai sumber penghidupan. Saat ini belum ada laporan mengenai kondisi aktivitas perburuan dan perdagangan biawak air di daerah Bogor. Bogor merupakan kota satelit di Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan kota Jakarta sebagai Ibukota Negara yang diduga memiliki peran dalam alur perdagangan biawak air untuk tingkat lokal. Maka dilakukan penelitian, untuk mengetahui bagaimana alur perdagangan dan kondisi populasi biawak air tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik pemburu, metode tangkap dan morfometri tangkapan, memetakan penyebaran dan habitat populasi biawak air, serta alur perdagangan dan bentuk pemanfaatan biawak air di daerah Bogor. Pengumpulan data dilakukan dari bulan Januari hingga Juni 2020 di wilayah kabupaten Bogor dan kota Bogor. Dari 40 kecamatan yang ada di kabupaten Bogor, beberapa kecamatan telah diketahui terdapat aktivitas perburuan dan perdagangan reptil terutama ular. Wawancara dilakukan terhadap 42 orang yang berasal dari 4 kelompok pemburu selama sesi perburuan mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pemburu adalah pelajar, dan sebagian lain adalah pekerja atau buruh yang berburu hanya pada saat akhir pekan. Selama pengamatan, 157 individu biawak air menjadi sasaran, tetapi hanya 150 yang tertangkap. Perburuan biawak air di daerah Bogor menggunakan anjing pelacak, senapan dan tangan kosong. Biawak air jantan lebih banyak tertangkap daripada biawak air betina. Ukuran biawak air jantan yang tertangkap di daerah Bogor memilki rerata PMK sekitar 47 cm, lebih kecil dibandingkan dengan rerata PMK biawak air betina, yaitu 51 cm. Berdasarkan pola sebaran dan tipe habitat tangkap, biawak air yang tertangkap pada tipe habitat tepi sungai, sekitar pemukiman dan semak belukar memiliki pola sebaran yang berkelompok. Sedangkan untuk tipe habitat di persawahan dan hutan campuran memiliki pola penyebaran yang homogen. Perburuan dan perdagangan biawak air di daerah Bogor umumnya untuk keperluan domestik, rekreasi dan bukan untuk ekspor. Tidak ditemukan pengumpul yang khusus mengumpulkan biawak air, melainkan pengumpul reptil secara umum.id
dc.description.abstractThe Water Monitor (Varanus salvator) is mostly caught for its skin and meat in Indonesia. Research on the use of water monitor generally only reports use for export, while research for domestic use is still limited. Bogor area was chosen because it was suspected that some of its people used water monitor as a source of livelihood. Currently, there are no reports on the condition of hunting and trading activities of water monitor in the Bogor area. Bogor is a satellite city in West Java adjacent to the capital city of Jakarta, which presumably has an important role for water monitor trade at the local level. Thus, this research was conducted, to determine how the network of the trade and the condition of the water monitor population. The purpose of this study was to determine the characteristics of hunters, capture methods and catch morphometry, distribution and habitat of water monitor, and identify trade and utilization of water monitor in Bogor. Data was collected between January and June 2020 in the Bogor district and Bogor city. Of the 40 sub-districts in Bogor district, several sub-districts are known to have hunting and trading activities of reptiles, especially snakes. We were able to conduct face-to-face interviews of 42 local people and following 4 groups of hunters during their hunting sessions. The results showed that most of the hunters were students, and some were workers or laborers who hunt only on weekends. During our observation, 157 individuals of water monitor were targeted, but only 150 were caught. Hunting for water monitor in the Bogor area uses sniffer dogs, air rifles and bare hands. More male water monitor is caught than female water monitor. The average size of the male water monitor caught in Bogor was 47 cm, smaller than the mean PMK of female water monitor, which was 51 cm. Based on the distribution pattern and type of capture habitat, the water monitor were caught mostly in the riverbank, around settlements and shrubs with clumped distribution pattern. Meanwhile, the distribution pattern in rice fields and mixed forest is homogeneous. The hunting and trade of water monitor in Bogor are generally for domestic purposes, recreation and not for export. There were no special collectors for water monitor, but mostly conducted by reptile collectors in general.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePerburuan dan Perdagangan Biawak air (Varanus salvator Laurenti 1768) di daerah Bogorid
dc.title.alternativeThe Hunting and trading of water monitor (Varanus salvator Laurenti 1768) in Bogor areaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordBogorid
dc.subject.keywordDogsid
dc.subject.keywordHuntingid
dc.subject.keywordRecreationid
dc.subject.keywordVaranus salvatorid
dc.subject.keywordWater monitorid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record