Show simple item record

dc.contributor.authorSiregar, Wiyana Levi Santi
dc.date.accessioned2010-05-03T06:16:47Z
dc.date.available2010-05-03T06:16:47Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/10537
dc.description.abstractRuang lingkup penelitian ini adalah perancangan kemasan yang berbahan baku pelepah salak untuk transportasi buah salak. Perancangan kemasan dilakukan dalam 3 (tiga) tahapan yaitu pengukuran dimensi dan uji sifat mekanis buah dan pelepah salak sebagai tahap I, perancangan dimensi kemasan yang optimal sebagai tahap II, dan uji beban tekan maksimum dan simulasi transportasi kemasan hasil rancangan sebagai tahap III. Simulasi transportasi menggunakan meja getar berfrekuensi 3.34 Hz dan amplitudo 4.85 cm selama 3 (tiga) jam atau setara dengan transportasi sejauh 500 km pada jalan luar kota menggunakan truk yang berfrekuensi 1.4 Hz dan amplitudo 1.74 cm. Perlakuan dalam penelitian adalah 3 (tiga) jenis kapasitas kemasan, yaitu 10, 15, dan 20 kg. Buah salak disusun dengan pola susun face centered cubic (fcc) yang dikembangkan oleh Peleg (1985). Fcc adalah suatu pola susun buah berdasarkan jumlah buah dalam suatu kapasitas kemasan. Hasil pengujian sifat fisik dan mekanis pelepah salak menunjukkan bahwa pelepah salak yang merupakan limbah dari budidaya tanaman salak dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kemasan. Kondisi optimum pelepah salak diperoleh dengan metode pengeringan berupa penjemuran pelepah sampai kadar air kering udara (10 – 20% bb). Kemasan hasil rancangan yang berkapasitas 15 kg memiliki kekuatan beban tekan maksimum, yaitu 438 kg. Kekuatan ini memenuhi persyaratan perancangan yang mengharuskan kemasan mampu menahan beban tumpukan melebihi bioyield buah salak sebesar 34.186 kg yang didapatkan dari hasil uji sifat mekanis buah salak. Berat tiap buah salak bervariasi meski dalam 1 (satu) varietas dan menyebabkan berat bersih kemasan tidak mencapai kapasitas kemasan. Berat bersih kemasan sebesar 9.64 kg, 13.56 kg, dan 18.1 kg, masing – masing untuk kapasitas 10, 15, dan 20 kg. Bentuk buah salak relatif seragam sehingga pola susun fcc adalah pilihan yang tepat karena memudahkan penyusunan buah salak dalam kemasan. Hasil simulasi transportasi menunjukkan bahwa kapasitas mempengaruhi persentase kerusakan fisik, persentase luas memar pada tiap buah salak dan laba bersih penjualan buah salak. Semakin besar kapasitas kemasan maka makin besar pula persentase memar dan pecah kulit serta luas memar buah. Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan disimpulkan bahwa kapasitas 15 kg adalah kapasitas yang optimal karena persentase kerusakan fisik buah salak pada kapasitas 15 kg berbeda nyata dengan 20 kg dan tidak berbeda nyata dengan 10 kg, meskipun kapasitas 15 kg lebih besar daripada 10 kg. Secara ekonomi, estimasi laba bersih penjualan terbesar diperoleh pada kapasitas 15 kg sehingga penggunaan kapasitas 15 kg lebih menguntungkan daripada 10 dan 20 kg. Berdasarkan hasil – hasil uji tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa kapasitas 15 kg adalah kapasitas kemasan yang optimal dibandingkan kapasitas 20 dan 10 kg.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePerancangan Kemasan Transportasi Buah Salak (Salacca edulis) Berbahan Baku Pelepah Salakid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record