Show simple item record

dc.contributor.advisorPrasetyo, Bayu Febram
dc.contributor.advisorWinarsih, Wiwin
dc.contributor.authorSofariah, Miyati
dc.date.accessioned2021-01-18T00:45:35Z
dc.date.available2021-01-18T00:45:35Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/105282
dc.description.abstractDermatofitosis merupakan infeksi kapang superfisial pada kulit yang sering ditemukan menyerang hewan peliharaan seperti kucing. Penyakit ini mudah terjadi dalam lingkungan dengan suhu dan kelembaban yang tinggi. Pemberian obat antifungal biasa dilakukan untuk menangani maupun mencegah kasus dermatofitosis. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan frekuensi penggunaan obat antifungal terbanyak dalam menangani kasus dermatofitosis di klinik hewan objek penelitian. Penelitian dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan 39 data rekam medis dari pasien yang terinfeksi dermatofita. Hasil penelitian menunjukkan obat antifungal yang digunakan untuk kasus dermatofitosis sebanyak dua kali penggunaan ketoconazole, 25 kali penggunaan itraconazole, 11 kali penggunaan salep racikan, dan satu kali penggunaan griseofulvin. Berdasar hasil penelitian, itraconazole merupakan obat antifungal yang paling banyak digunakan untuk menangani kasus dermatofitosis pada kucing di klinik hewan tersebut.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcVeterinary Clinic Reproduction and Pathologyid
dc.titleFrekuensi Penggunaan Obat Antifungal untuk Dermatofitosis pada Kucing di Klinik Hewan Starvet Bogor Tahun 2017 dan 2018id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordantifungalid
dc.subject.keyworddermatofitosisid
dc.subject.keywordfrekuensi penggunaan obatid
dc.subject.keyworditraconazoleid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record