Show simple item record

dc.contributor.advisorSyukur, Muhamad
dc.contributor.advisorTrikoesoemaningtyas
dc.contributor.authorMawasid, Fajar Prakoso
dc.date.accessioned2020-06-22T05:01:32Z
dc.date.available2020-06-22T05:01:32Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103083
dc.description.abstractPerakitan varietas tomat berdaya hasil tinggi dan adaptif di dataran rendah merupakan hal yang penting dilakukan. Hal ini disebabkan varietas tomat berdaya hasil tinggi yang ada saat ini memiliki syarat tumbuh optimal di dataran tinggi, sedangkan luas area pertanian di dataran tinggi sangat terbatas. Varietas yang dirakit juga akan sangat baik jika diarahkan sebagai varietas bersari bebas. Pemanfaatan varietas bersari bebas berdaya hasil tinggi dapat mengurangi biaya produksi, sehingga mampu meningkatkan pendapatan produsen, khusunya petani. Informasi terkait kendali genetik dan respon seleksi merupakan hal yang penting diketahui sebagai dasar penyusunan program pemuliaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendali genetik karakter komponen hasil tomat khususnya pada kondisi bercekaman suhu tinggi, serta mengetahui kesesuaian metode seleksi pedigree pada kondisi tersebut. Percobaan yang dilakukan terdiri dari pendugaan aksi genetik menggunakan populasi dasar bi-perental, seleksi dan verifikasi segregan transgresif, serta pengujian respon seleksi pedigree generasi F2 hingga F6. Karakter yang diamati pada percobaan satu hingga tiga adalah karakter umur berbunga, umur panen, panjang buah, diameter buah, bobot buah, bobot buah per tanaman, dan jumlah buah. Percobaan pertama menunjukkan bahwa seluruh karakter yang diamati dikendalikan oleh aksi gen epistasis, dengan tipe epistasis duplikat lebih banyak dibandingkan epistasis komplementer. Proporsi aksi gen aditif lebih tinggi pada populasi 99D x Tora dibandingkan 97D x Tora, sehingga hanya populasi 99D x Tora yang dipilih untuk dilanjutkan pada percobaan dua dan tiga. Percobaan kedua menunjukkan adanya selisih yang besar antara nilai kemajuan seleksi harapan dengan kemajuan seleksi real, hal ini dapat disebabkan oleh pegaruh epistasis yang kuat pada setiap karakter. Hasil verifikasi menunjukkan pola persentase segregan trasngresif terverifikasi yang serupa dengan nilai heritabilitas arti sempit generasi F2, yang menunjukkan hubungan antara proporsi gen aditif terhadap perolehan segregan transgresif. Percobaan ketiga terkait simulasi respon seleksi pedigree generasi F2 hingga F6 menunjukkan respon yang meningkat di generasi awal namun menurun pada generasi lanjut. Berdasarkan hasil serangkaian percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa cekaman lingkungan dapat menyebabkan tingginya aksi gen epistasis yang mengendalikan suatu karakter. Aksi gen epistasis dapat menyebabkan bias dalam seleksi. Metode pedigree kurang sesuai diterapkan pada seleksi lingkungan bercekaman, karena akan terjadi bias akibat aksi gen non-aditif. Motede bulk ataupun single seed descent lebih disarankan, karena mampu menjaga keragaman di setiap generasi, sehingga dapat menghindari bias saat seleksi di generasi lanjut.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subjectaksi gen aditifid
dc.subjectepistasisid
dc.subjectheritabilitasid
dc.subjectjoint scaling testid
dc.subjectrespon seleksiid
dc.subjectsegregan transgresifid
dc.titlePewarisan Sifat dan Respon Seleksi Tomat Ukuran Besar untuk Dataran Rendah Tropikaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordPlant Breeding
dc.subject.keywordInheritance
dc.subject.keyword2019
dc.subject.keywordBogor-Jawa Barat


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record