Show simple item record

dc.contributor.advisorHariyadi, Sigid
dc.contributor.advisorAnwar, Syaiful
dc.contributor.authorAmalia, Widya Rizky
dc.date.accessioned2020-06-02T03:03:27Z
dc.date.available2020-06-02T03:03:27Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103015
dc.description.abstractPerairan Hilir Cengkareng Drain merupakan perairan buatan yang dibuat sebagai pengendali banjir ibu kota Jakarta tahun 1983 dan menjadi bagian dari KBB (Kanal Banjir Barat). Berhulu pada DAS Angke Pesanggerahan di Tanah Sareal, Kabupaten Bogor dan berhilir pada Muara Cengkareng Drain di Kabupaten Jakarta Utara. Perairan Cengkareng Drain saat ini tengah dimanfaatkan sebagai sumber air baku bagi pengolahan air minum Swasta di Kota Jakarta dan juga bagi unit WTP II Ebody milik perumahan PIK Jakarta Utara. Perairan ini juga akan dimanfaatkan sebagai sumber air baku bagi kepentingan pulau reklamasi milik perumahan PIK. Untuk mengetahui apakah air dari Perairan Cengkareng Drain layak sebagai sumber air baku air minum maka dilakukan pengujian kualitas airnya untuk selanjutnya dikategorikan kepada golongan cemaran ringan, sedang atau berat. Penelitian dilakukan pada lokasi hilir berdekatan dengan muara. Secara geografis perairan ini terletak pada Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Daerah Administratif Jakarta Utara. Pengukuran dilakukan setiap 3 x 24 jam per bulannya untuk parameter Salinitas, DO, pH, DHL, TDS, Suhu serta pemantaun muka air oleh kondisi pasang-surut, disertai dengan sampling ±4 L air yang dipreservasi ketentuan APHA (2012) untuk analisis beberapa parameter kualitas air di laboratorium. Rancangan pendataan terbagi menjadi dua yakni Data Sekunder (data hasil pengukuran tahun 2016) dan Data Primer (data hasil pengukuran tiga bulan terakhir tahun 2017: September, Oktober dan November). Kemudian dilakukan proses identifikasi sumber pencemar pada perairan ini melalui pembuatan peta DAS dan dilanjutkan dengan proses digitasi sumber-sumber potensial yang mencemari perairan. Serta, dilakukan proses analisis terhadap matriks TOWS untuk mengetahui jenis teknologi pengolahan yang paling efektif dan optimal berdasarkan hasil digitasi sumber cemaran. Perairan Hilir Cengkareng Drain menunjukan kondisi yang memprihatinkan dari segi kualitas perairan yang dipengaruhi oleh berbagai aktifitas yang ada di sepanjang aliran DAS serta pengaruh pasang-surut yang terjadi. Berdasarkan hasil perhitungan Indeks Pencemaran (IP) selama 15 bulan pengamatan (Januari-Desember 2016 dan September-November 2017) menunjukan kondisi perairan secara keseluruhan berada pada kondisi tercemar sedang (5.0 < PIj ≤ 10). Nilai evaluasi IP terendah berada pada bulan Maret 2016 dengan 5.0 (tercemar ringan: 1.0 PIj ≤ 5.0) saat periode pasang. Sedangkan, nilai evaluasi tertinggi terjadi pada bulan November 2017 dengan 12.2 (tercemar berat: PIj > 10). Secara geografis daerah ini berdekatan dengan muara perairan dimana percampuran aliran oleh dua masa jenis air yang berbeda terjadi menjadikan perairan ini sebagai daerah akumulator. Nilai evaluasi kondisi pasang-surut Januari-Agustus 2016 terjadi pada bulan Januari dengan 39 cm saat periode pasang tertinggi dan 37 cm periode surutnya. Sedangkan, pasang terendah terjadi pada bulan Maret dengan hanya 5 cm saat pasang tertingginya dan 41 cm periode surut terendahnya. Sementara itu, nilai evaluasi kondisi pasang-surut September-Desember 2016 dan September-November 2017 pasang tertingginya terjadi pada bulan Desember dengan 57 cm dan 51 cm saat surut terendahnya. Untuk pasang terendah pada musim hujan pengamatan terjadi pada bulan Oktober 2016 dengan hanya 9 cm saat periode pasang dan 4 cm saat periode surut. Pengujian terhadap parameter akan menggambarkan kualitas Perairan Hilir Cengkareng Drain, berdasarkan hasil berbagai pengujian yang terdiri atas parameter Fisika, Kimia hingga Biologis menunjukan beberapa parameter yang melampaui nilai ambang baku mutu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk Kelas I sebagai Sumber Air Baku dan Air Minum yakni TSS, BOD, COD, N-NH3-, N-NO2-, P-PO4-, Fe, Zn, PB, Cd, Cu, Mn dan Total Coliform. Adapun parameter yang masih berada dibawah baku mutu ialah H2S, As, Hg, Cr6+, CN, Deterjen dan Pestisida. Untuk mengetahui dari mana saja sumber pencemar berasal dilakukan proses pengidentifikasian kondisi existing perairan melalui pemetaan kegiatan di dalam DAS. Berdasarkan hasil pengolahan peta bookmap online DAS Angke Pesanggerahan pencemar tergolong dalam lima kategori yakni A (kegiatan mall, pertokoan, RM, Cafe), B (kegiatan pelayanan kesehatan), C (kegiatan perindustrian, bengkel, SPBU, loundry), D (kegiatan akademik sekolah, perguruan tinggi, perkantoran) dan E (kegiatan lain rekreasi, Stasiun dsb). Proses digitasi menunjukan kegiatan yang paling potensial mencemari ialah kategori A > C > B > D dan E. Kondisi perairan yang memberikan gambaran buruk dengan berbagai sumber pencemar yang dipengaruhi oleh kondisi sepanjang aliran DAS dan pengaruh pasang-surut muara. Maka melalui analisis matriks TOWS dapat diperoleh informasi pemilihan teknologi pengolahan yang sesuai dengan kondisi existing yang ada. Berdasarkan hasil analisis diperolehlah bahwa teknologi yang paling optimal dan efektif ialah teknologi integrasi atau gabungan yakni sistem Ultra-Filtrasi dan Reverse Osmosis (UFRO).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcNatural Resourcesid
dc.subject.ddcWater Qualityid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcKapuk, Jakarta Utaraid
dc.titleKarakteristik dan Kelayakan Perairan Hilir Cengkareng Drain Sebagai Air Baku Air Minumid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordIdentifikasi Pencemarid
dc.subject.keywordIndeks Pencemaran (IP)id
dc.subject.keywordPasang-Surut Perairanid
dc.subject.keywordParameter Kualitas Airid
dc.subject.keywordTeknologi Integrasiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record