Show simple item record

dc.contributor.advisorDamar, Ario
dc.contributor.advisorImran, Zulhamsyah
dc.contributor.authorMinsaris, La Ode Alam
dc.date.accessioned2020-06-02T02:45:29Z
dc.date.available2020-06-02T02:45:29Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/102947
dc.description.abstractPerubahan iklim dan aktivitas manusia merupakan ancaman besar terhadap ekosistem terumbu karang. Secara alami terumbu karang dapat pulih kembali, namun tekanan yang disebabkan oleh aktivitas manusia dapat memberikan pengaruh negatif terhadap kelangsungan hidup karang. Kedepanya, ekosistem terumbu karang diprediksi akan semakin menghabiskan weaktunya dalam masa pemulihan karena tekanan akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia akan semakin meningkat. Menghadapi tantangan tersebut dibutuhkan suatu tindakan pengelolaan ekosistem terumbu karang yang tepat karena terumbu karang merupakan salah satu ekosistem penting yang menyediakan jasa lingkungan yang tinggi. Tindakan pengelolaan yang relevan untuk menjawab permasalahan terkini adalah melalui pendekatan yang berbasis resiliensi. Pemahaman terhadap resiliensi diawali dengan kajian terhadap indikator-indikator resiliensi yang berperan penting terhadap tingkatan resiliensi di suatu wilayah yang akan dikelola. Secara ekologi maupun sosial karakteristik antar lokasi memiliki perbedaan atau bersifat relatif sehingga berpengaruh pada daya resiliensi terumbu karang. Selama ini pemahaman dalam merumuskan tindakan pengelolaan masih terfokus pada aspek ekologi dan bersifat umum. Melalui pendekatan resiliensi relatif sosia-ekologi diharapkan dapat meningkatkan resiliensi terumbu karang di Wakatobi sekaligus menjadi tranformasi pengelolaan terumbu karang yang setiap saat rentan terhadap tekanan yang bersifat alami maupun tekanan dari aktivitas manusia. Tujuan utama penelitian ini adalah mengevaluasi status kondisi terumbu karang di Wakatobi, menentukan potensi resiliensi relative sosial-ekologi terumbu karang, mengidentifikasi pendorong utama terhadap potensi resiliensi relatif sosial-ekologi, dan merumuskan pengelolaan terumbu karang berbasis resiliensi relatif di Wakatobi. Lokasi pengambilan data ekologi tersebar di empat pulau besar Wakatobi yaitu Wangi Wangi empat stasiun, Kaledupa empat stasiun, Tomia empat stasiun, dan Binongko tiga stasiun dengan kedalaman ~5 m. Metode penelitian aspek ekologi yang digunakan yaitu line intercept transec, belt transec, dan vodeo transec, aspek sosial menggunakan metode wawancara (purposive sampling), dan suhu permukaan laut menggunakan data sekunder (SST NOAA). Penilaian resiliensi relatif sosial-ekologi terumbu karang di Wakatobi terdiri dari beberapa tahapan yaitu memilih indikator, mengumpulkan dan menyusun data, menganalisis data, dan mengidentifikasi target manajemen. Kondisi terumbu karang di Wakatobi tergolong buruk hingga baik dan secara umum dari 15 stasiun pengamatan kondisi terumbu karangnya masuk dalam kategori sedang. Hasil analisis tiap-tiap indikator resiliensi baik sosial maupun ekologi menunjukan perbedaan antar lokasi, sehingga berimplikasi pada keberagaman nilai potensi resiliensi relatif sosial-ekologi terumbu karang antar lokasi di Wakatobi. Potensi resiliensi relatif sosial-ekologi terumbu karang paling tinggi yang ditandai dengan warna hijau terdapat di sekitar perairan Pulau Binongko tepatnya pada stasiun 15 dengan nilai 1.00 dan nilai paling rendah ditandai dengan warna merah ditemukan di sekitar perairan Pulau Kaledupa tepatnya stasiun 8 dengan nilai 0.69. Potensi resiliensi relatif sosial-ekologi dengan kategori high berjumlah 3 (tiga) stasiun, med-high 7 (tujuh) stasiun, med-low 2 (dua) stasiun, dan low 3 (tiga) stasiun. Variabilitas indikator terbesar memiliki pengaruh lebih besar daripada indikator dengan variabilitas rendah. Variabilitas indikator resiliensi menunjukan adanya perbedaan pengaruh terhadap resiliensi relatif di Wakatobi. Nilai resiliensi relatif di Wakatobi dipengaruhi oleh banyak faktor, tetapi yang paling berpengaruh dapat dicirikan dengan indikator biomassa ikan herbivora (0.26 SD) dan tutupan alga (0.25 SD) kemudian diikuti indikator lain untuk indikator resiliensi ekologi, sedangkan indikator resiliensi sosial adalah tingkat ketergantungan terhadap terumbu karang (0.12 SD) dan tingkat kepatuhan (0.11 SD) menjadi faktor pendorong utama terhadap resiliensi relatif di Wakatobi. Korelasi indikator resiliensi sosial-ekologi terumbu karang dikelompokan menjadi tiga yaitu antara rekruitmen karang, tutupan karang, keanekaragaman karang, penyakit karang, dan tutupan alga (kelompok pertama). Kelompok kedua yang saling berkorelasi adalah biomassa ikan, resistensi pemutihan karang, alokasi waktu pemanfaatan terumbu karang, ketergantungan nelayan, jenis mata pencaharian, tingkat kepatuhan, kelembagaan nelayan, tingkat pendidikan, dan pemahaman fungsi terumbu karang. Sedangkan variabilitas suhu mempunyai korelasi rendah dengan indikator lainya. Secara umum indikator sosial berkorelasi dengan indikator ekologi, namun hanya biomassa ikan, tutupan alga dan resistensi pemutihan karang. Tujuan utama pengelolaan ekosistem terumbu karang berbasis resiliensi adalah mengidentifikasi dan memprioritaskan tindakan manajemen yang meningkatkan resiliensi. Pendekatan pengelolaan terumbu karang secara umum sebaiknya mempertimbangkan indikator resiliensi relatif dengan variabilitas tinggi yaitu biomassa ikan herbivore dan tutupan alga (indikator resiliensi ekologi), sedangkan indikator resiliensi sosial adalah tingkat ketergantungan terhadap terumbu karang dan tingkat kepatuhan. Empat indikator ini memiliki pengaruh lebih besar terhadap resiliensi relatif ekosistem terumbu karang di Wakatobi dibandingkan dengan indikator resiliensi relatif lainya. Lebih khusus, prioritas pengelolaan terumbu karang berbasis resiliensi relatif yaitu konservasi 4 stasiun, pelaksanaan/penegakan manajemen perikanan 3 stasiun, pemantauan pemutihan dan pemulihan 3 stasiun, restorasi terumbu karang 2 stasiun, penataan pariwisata 10 stasiun, pengurangan polusi berbasis lahan 5 stasiun, dan peningkatan kapasitas adaptif sosial 4 stasiun.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcCoastal resourceid
dc.subject.ddcCoral reefsid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcSulawesi Tenggaraid
dc.titlePotensi Resiliensi Relatif Sosial-Ekologi Terumbu Karang di Wakatobi Sebagai Dasar Pengelolaan Berkelanjutanid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordPengelolaanid
dc.subject.keywordResiliensiid
dc.subject.keywordSosial-Ekologiid
dc.subject.keywordTerumbu karangid
dc.subject.keywordWakatobiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record