Integrated Featured Research (Riset Unggulan Terpadu
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/5234
2024-03-28T08:30:52ZMeasurement Of Soil Resistance To Plate Penetration And Its Application For Determination Of Design Parameters Of A Lug Wheel
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112415
Measurement Of Soil Resistance To Plate Penetration And Its Application For Determination Of Design Parameters Of A Lug Wheel
Hermawan, Wawan
The measurement of the soil resistance of paddy fields to plate penetration has been carried out at two locations with different soil characteristics using a penetrometer with the tip of the plate at several penetration angles to a depth of 20 cm. The soil resistance data is applied in the analysis for determination of lug tilt angle, lug size, number of lugs and wheel diameter of a lug wheel designed for plowing at both locations using local hand tractors. Measurement results show that with a plate tilt angle of 45°, produced the highest soil reaction forces, both in the horizontal and vertical directions, so that the lug inclination angle is necessary set to 45°, when lugs receive peak load. For fields with deep hard pans, soil resistance tends to increase sharply at a depth of 0-10 cm and at a depth of 15-20 cm. Soil resistance at a depth of 15-20 cm at a penetration angle of 90° was 60 kPa. For this location the optimum number of lugs is 14, the lug width is 8 cm, lug length is 35 cm and lug wheel diameter is 85 cm. For fields with shallow hard pans, the soil resistance increased sharply from 6 cm to 20 cm depth. Soil resistance at a depth of 15-20 cm at a penetration angle of 90° over 90 kPa. For this location the optimum number of lugs is 14, the lug width is 10 cm, lug length is 35 cm and wheel diameter is 85 cm.
2022-01-01T00:00:00ZDesign Of Sugarcane Leaf Trash Shredder
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112414
Design Of Sugarcane Leaf Trash Shredder
Hermawan, Wawan
A prototype of shredder for cutting up sugar cane leaf trash has been designed and constructed. The machine was designed for gathering the sugar cane leaf trash that was piled up on the field, conveying it to the feeder and chopping it into short pieces. The machine consisted of: a gathering cylinder, a conveying unit, a pairs of feeding cylinders, a reel type chopping cylinder, a main frame and wheels. The prototype has been tested and showed a good functional performance. In a stationary working test, the gathering unit and the feeding unit could work properly. The chopping unit could cut stems of sugar cane tip into 2-3 cm length of pieces. However, the dry leaf of sugar cane could not be chopped well. The working capacity of the machine was 400-500 kg/hour.
2022-01-01T00:00:00ZDesain Dan Pengujian Mesin Penanam Dan Pemupuk Jagung Dengan Tenaga Traktor Tangan
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112413
Desain Dan Pengujian Mesin Penanam Dan Pemupuk Jagung Dengan Tenaga Traktor Tangan
Hermawan, Wawan
Beberapa peneliti telah mendesain dan mengembangkan alat penanam jagung yang diharapkan dapat meningkatan kapasitas kerja dibandingkan penanaman manual. Peningkatan kapasitas kerja dan efisiensi biaya untuk mesin tersebut dapat ditingkatkan dengan menggunakan sebuah mesin penanam-pemupuk-pengolahan tanah yang terintegrasi. Mesin tersebut digerakkan oleh traktor tangan dan mampu melakukan proses pengolahan tanah, pembentukan guludan tanam, penanaman benih jagung dan pemupukan secara simultan. Namun demikian, konstruksi mesin perlu dimodifikasi agar dapat ditingkatkan kinerjanya: 1) kapasistas penanamannya dari satu alur tanam menjadi dua alur tanam sekali lintasan mesin, 2) kinerja penanaman dan pemupukannya yang meliputi ketepatan penjatahan benih jagung, ketepatan jarak tanam, ketepatan penjatahan pupuk, dan kapasitas hoper pupuknya. Unit penanam harus mampu menanam benih dengan jumlah benih per lubang tanam yang sesuai kebutuhan (1-2 benih) serta dalam jarak tanam 20 cm dalam barisan dan 50 cm antarbaris (tanam legowo 50-100), dengan satu tanaman per rumpun. Penempatan benih pada kedalaman 3-5 cm. Mekanisme penjatah benih dapat diset sesuai kebutuhan budidayanya. Untuk penjatahan pupuk, maka pada saat tanam diberi takaran pupuk 250 kg/ha NPK, dan atau 100-150 kg/ha urea. Pencampuran pupuk dengan tanah, melalui pengolahan tanah menggunakan rotary tiller, sebelum penempatan benih. Penjatahan pupuk dapat diatur sesuai kebutuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan kinerja mesin penanam dan pemupuk jagung terintegrasi dengan tenaga gerak traktor berroda-2 melalui modifikasi unit penanam, unit pemupuk dan mekanisme penggerak metering device-nya.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan kaidah perancangan (modifikasi), dengan tahapan penelitian: 1) identifikasi kondisi lahan dan budidaya jagung di lokasi aplikasi, 2) evaluasi kinerja pengolahan tanah strip menggunakan rotary tiller, 3) desain dan evaluasi kinerja roda penggerak metering device benih, 4) perancangan sistem penggerak metering device benih dan pupuk menggunakan putaran poros roda traktor, 5) desain unit penanam benih jagung dan desain unit pemupuk, 6) pembuatan gambar kerja mesin penanam dan pemupuk, 7) pembuatan (fabrikasi) prototipe mesin penanam dan pemupuk, dan 8) uji kinerja proptotipe mesin penanam dan pemupuk.
Pengolahan tanah minimum tipe strip dilakukan menggunakan unit rotary tiller yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga pengolahan tanah dilakukan pada alur tanam jagung (jarak antar alur 50 cm), lebar alur yang diolah 20 cm. Susunan pisau rotary ditata ulang sehingga hanya terpasang lima pisau untuk pengolahan tanah di alur kiri dan lima pisau di sisi kanan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rotary tiller dapat mengolah tanah dengan baik pada kondisi tanah yang gembur, yaitu tanah yang sudah dibajak dengan bajak piringan atau digaru rotary. Pada tanah yang sudah dibajak, pengolahan tanah dapat dilakukan dengan baik sampai kedalaman 8-10 cm.
Pengujian kinerja roda penggerak sistem penjatah dilakukan mengunakan lima jenis roda yaitu: 1) roda karet bersirip karet, 2) roda baja bersirip karet, 3) roda baja bersirip baja, 4) roda baja tanpa sirip dan 5) roda karet tanpa sirip. Hasil pengujian menunjukkan bahwa roda karet sirip karet mempunyai luncuran paling kecil yaitu 21.3% pada tanah kering dan 22.3% pada tanah basah. Namun demikian, hasil evaluasi terhadap roda penggerak (roda bantu) menyimpulkan bahwa satu buah roda tidak akan mampu menggerakkan sistem penjatah dari dua unit penanam dan dua unit pemupuk. Sebagai penggantinya digunakan tenaga putar dari poros roda traktor yang ditransmisinya melalui
iii
kombinasi pasangan sproket dan rantai sesuai kebutuhan rasio putarnya ke poros pemutar rotor penjatah pupuk dan ke poros pemutar piringan penjatah benih.
Berdasarkan kriteria desain yang ditetapkan, sebuah mesin penanam dan pemupuk telah berhasil dirancang dan dibuat. Bagian rangka sebagai landasan dari semua komponen mesin dipasangkan di atas punggung rotary tiller. Ada dua unit pemupuk yang dipasangkan pada rangka di sebelah kiri dan di kanan. Hoper pupuk berkapasitas masing-masing 12 kg pupuk. Mekanisme penjatahannya menggunakan rotor bercelah tipe edge cell. Ada dua unit penanam benih yang ditempatkan di sisi kiri dan kanan. Plat piringan penjatah benih dipasang miring 45o. Plat diputar dengan mekanisme bevel gir dari poros pemutarnya. Poros diputar oleh poros roda traktor melalui mekanisme sproket-rantai.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa mesin mampu menanam jagung pada jarak tanam 20 cm, jarak alur tanam 50 cm, menjatahkan pupuk sesuai dosis, dan mengolah tanah sekali gus mencampurkan pupuk dalam tanah.
2022-01-01T00:00:00ZKajian Indikator Peningkatan Kualitas Konsumsi Pangan Kabupaten Bandung
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/110464
Kajian Indikator Peningkatan Kualitas Konsumsi Pangan Kabupaten Bandung
Baliwati, Yayuk Farida; Kharis, Wilaga A.; Prathivi, Marina Noor; Adrian; Fitriani, Syahriphona; Sintawaty; Iwanudin; Argandi, Syaeful
Pembangunan nasional merupakan upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat bangsa dan negara. Tujuan pembangunan nasional seperti yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia adalah memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberhasilan pembangunan nasional dapat tercapai dengan meningkatkan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang memiliki fisik yang sehat, mental yang kuat, serta penguasaan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi menyebutkan bahwa dengan peningkatan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif merupakan komitmen global dan aset yang berharga bagi bangsa dan negara Indonesia. Perwujudan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan status gizi yang optimal. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara berkomitmen melakukan perbaikan gizi secara berkelanjutan... dst
2022-01-01T00:00:00Z