Anatomy, Phisiology and Pharmacologyhttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/662024-03-29T01:46:15Z2024-03-29T01:46:15ZGambaran Histopatologis Cedera Medula Spinalis Pasca Pemberian Sekretom PT DermamaFahrudin, MokhamadPurnawarman, TriosoHandharyani, EkowatiMohamad, KusdiantoroFitri, Arni DianaMustika, Andi AuliaAndriyantoPrasetyaningtyas, Wahono EsthiDarwono, BambangYulianto, IndahBayuardi, Anantiohttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/1211102023-07-07T06:44:05Z2022-01-01T00:00:00ZGambaran Histopatologis Cedera Medula Spinalis Pasca Pemberian Sekretom PT Dermama
Fahrudin, Mokhamad; Purnawarman, Trioso; Handharyani, Ekowati; Mohamad, Kusdiantoro; Fitri, Arni Diana; Mustika, Andi Aulia; Andriyanto; Prasetyaningtyas, Wahono Esthi; Darwono, Bambang; Yulianto, Indah; Bayuardi, Anantio
2022-01-01T00:00:00ZVernix Caseosa: Media Adaptasi Bayi Di Intra Dan Ekstra UterusPristihadi, Diah Nugrahanihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/1207222023-07-04T07:20:18Z2023-01-01T00:00:00ZVernix Caseosa: Media Adaptasi Bayi Di Intra Dan Ekstra Uterus
Pristihadi, Diah Nugrahani
Perkembangan mamalia melibatkan kondisi lingkungan yang berbeda secara
signifikan. Pada fase embrional, keturunan dibesarkan dalam lingkungan rahim
yang berair, hangat, steril, dan tercukupi kebutuhan hidupnya. Hal ini sangat
berbeda setelah keturunan tersebut dilahirkan. Anak tersebut secara mandiri harus
mampu mempertahankan diri dalam kondisi lingkungan hidup yang baru. Anak
yang baru lahir dituntut untuk dapat mengatasi beberapa krisis, seperti terputusnya
asupan oksigen dan nutrisi dari induk, kondisi lingkungan yang tidak lagi steril,
dan suhu kelembapan sekitar yang tidak lagi nyaman seperti di dalam rahim. Oleh
karena itu, jam-jam awal kelahiran merupakan ‘golden hour’ yang menentukan
apakah keturunan yang dilahirkan mampu bertahan atau tidak (Narendran dan
Hoath 1999). Kulit dan organ-organ vital bayi memegang peranan penting untuk
menentukan keberhasilan melalui fase ini.
Salah satu material unik yang tercipta menjelang kelahiran bayi adalah
vernix caseosa. Vernix caseosa merupakan selaput putih yang menyelubungi
seluruh kulit bayi yang diduga memunyai multi fungsi, seperti: mencegah
terjadinya kehilangan air akibat evaporasi, meregulasika suhu, dan merupakan
bagian dari sistem pertahanan tubuh terhadap cahaya, mikroorganisme, dan
material kasar (Hoath et al. 2001). Meskipun telah diketahui berfungsi sangat
besar terhadap adaptasi proses transisi bayi dari masa perkembangan intra dan
ekstra uterine sejak 50 tahun lalu, vernix caseosa belum banyak dikenal.
2023-01-01T00:00:00ZPenggunaan Partenogenetik Embryonic Stem Cells Dalam Terapi Penyakit Kelainan Katup JantungPristihadi, Diah Nugrahanihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/1166162023-02-03T04:21:39Z2022-01-01T00:00:00ZPenggunaan Partenogenetik Embryonic Stem Cells Dalam Terapi Penyakit Kelainan Katup Jantung; Review
Pristihadi, Diah Nugrahani
Katup jantung merupakan salah satu bagian penting dalam sistem sirkulasi tubuh. Katup jantung berperan sebagai pintu masuk atau keluar darah dari ruang jantung, pengatur arah aliran darah, pengatur perbedaan tekanan antar ruang jantung, dan pengatur jumlah darah yang berada di dalam ruang jantung. Kelainan katup jantung menjadi masalah serius dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Kejadian kelainan katup jantung dilaporkan mencapai 20 – 30% akibat malformasi kongenital dan ditemukan terjadi pada 5% bayi di seluruh dunia (Combs dan Yutzey 2009). Malformasi katup dapat berbentuk stenosis (katup tidak berhasil untuk membuka dengan sempurna), regurgitasi (katup tidak mampu menutup dengan sempurna), atau bahkan atresia (tidak terjadi pembentukan katup) (Bass 2015).
Kejadian kelainan penyakit jantung tidak saja terjadi pada usia muda, tetapi juga pada pasien tua akibat adanya penurunan fungsi tubuh. Kelainan katup jantung lebih sering terjadi pada katup semilunar aorta dan katup mitral dibanding katup lain (Lung dan Vahanian 2014). Golden standar penanganan kelainan katup jantung adalah bedah penggantian katup jantung. Teknik ini dilakukan sebagai solusi penggantian fungsi katup yang sudah mengalami penurunan. Metode ini masih mempunyai banyak kekurangan, antara lain pasien harus selalu mendapatkan terapi antikoagulan dan terdapat kemungkinan bedah lanjutan akibat keterbatasan daya tahan katup sintetis (Schoen dan Levy 2005).
Salah satu solusi yang sekarang tengah banyak dikembangkan adalah penggunaan biomaterial sebagai media terapi penyakit degeneratif, termasuk di dalamnya kelainan katup jantung. Penggunaan material biologis dalam terapi penyakit kelainan katup jantung diharapkan mampu untuk memenuhi standar terapi yang lebih baik daripada katup sintetis. Material biologis seperti stem sel diduga menjanjikan hasil terapi yang lebih baik karena kapasitas pertumbuhannya yang dapat menyesuaikan luasan katup jantung, mampu berdiferensiasi menjadi bagian katup jantung, berpotensi sebagai pendukung katup jantung yang telah mengalami kerusakan, dan diharapkan mempunyai daya tahan yang lebih baik (MacGrogan et al. 2015).
Stem sel didefiniskan sebagai sel yang belum mengalami diferensiasi dan memunyai potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi seluruh sel tubuh (Jurkowski et al. 2002). Stem sel dapat berasal dari embrio (embryonic stem cells atau ESC) dan sel dewasa yang di-reprogramming (adult stem cells). dst ...
2022-01-01T00:00:00ZPengaruh Suplementasi Polisakarida H. Nobilis Pada Tikus Hiperkholesterolemia Terhadap Gambaran LeukositRismonika, VegiWresdiyati, TutikEkastuti, Damiana Ritahttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/1111542022-02-14T02:47:02Z2022-01-01T00:00:00ZPengaruh Suplementasi Polisakarida H. Nobilis Pada Tikus Hiperkholesterolemia Terhadap Gambaran Leukosit; The effect of H. nobilis Polysaccharide Supplementation on Hypercholesterolemic Rat’s Leukocyte
Rismonika, Vegi; Wresdiyati, Tutik; Ekastuti, Damiana Rita
Hypercholesterolemia increases xanthonine oxidoreductase (XO) which produces free radicals that trigger inflammation, increase leukocyte, atherosclerosis, aging, ischemia, hemolysis, stroke and death. This study aimed to analyze the effect of H. nobilispolysaccharide as an antihypercholesterolemic on the leukocyte profile of hypercholesterolemic rats. This study used randomized design experiment with for treatments and three repetition. 12 male rats of the Sprague Dawley strain into four groups: the (hypercholesterolemic) K+ group (standart diet plus 1% cholesterol); the PCh group who were fed standard diet+ 1% cholesterol + H. nobilis polysaccharide at a dose of 400 mg/kg BW for 28 days simultaneously; the Ch group which was fed with 1% cholesterol for 28 days and then continued with standard feed and the ChP group which was fed 1% cholesterol for 28 days then continued with H. nobilis polysaccharide 400 mg/kg BW until the 56th day. White Blood Cell and differentiation leukocyte were analyzed at the end of treatment. The result showed that supplementation H. nobilis polysaccharide, significantly decrease leucocyte but did not affect the differentiation of leucocyte.
2022-01-01T00:00:00Z