Faculty of Animal Sciencehttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/266882024-03-28T14:07:31Z2024-03-28T14:07:31ZGrowth Performance and Production of Ammonia and Hydrogen Sulfide in Excreta of Broiler Chickens Fed Basil (Ocimum basilicum) Flour in FeedUlupi, NikenSalundikMargisuci, DwiHidayatun, RiniSugiarto, Bagushttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/767492015-11-19T02:32:17Z2015-01-01T00:00:00ZGrowth Performance and Production of Ammonia and Hydrogen Sulfide in Excreta of Broiler Chickens Fed Basil (Ocimum basilicum) Flour in Feed
Ulupi, Niken; Salundik; Margisuci, Dwi; Hidayatun, Rini; Sugiarto, Bagus
The aim of this study was to determine the effect of basil flour in feed on the growth performance and production of NH3 and H2S in excreta of broiler chickens. The study was arranged in a completely randomized design. The treatment levels of basil flour in commercial feed consisted of 4 levels: 0, 1, 2 and 3% (P0, P1, P2, P3). A total of 128 day old commercial broiler chicks were reared until 5 weeks of age in 4 groups. Each group was reared in individual pens measuring 2x3 m2. Data of performance were statistically analyzed, while data of NH3 and H2S production were analyzed descriptively. No significant differences (p>0.05) were detected in terms of feed intake, body weight gain, feed conversion ratio and final body weight among various treatment groups. Highest body weight gain of 1481.7 g was achieved in the group fed 2% basil flour in feed (P2). Mortality (3.12%) was observed only in the group fed diets without basil flour (P0). NH3 production in P1, P2, P3 were lower than P0, whereas H2S production was otherwise with highest production of 1.37 ppm in P3. In conclusion, addition of basil flour in the feed of broiler chickens doesn’t improve growth performance and NH3 and H2S production in excreta were well below the safe threshold level recommended for chicken health and environment.
2015-01-01T00:00:00ZThe Response of Local and Verenigde Deutch Lanvarken Pigs to Corypha gebanga Feeding SupplementationFuah, Asnath MariaPattie, William Arthurhttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/767482015-11-19T02:27:55Z2014-01-01T00:00:00ZThe Response of Local and Verenigde Deutch Lanvarken Pigs to Corypha gebanga Feeding Supplementation
Fuah, Asnath Maria; Pattie, William Arthur
Study to examine the growth of local breed pigs and Verenigde Deutsch Lanvarken(VDL) pigs supplemented with Corypha gebanga pith and maize have been conducted for 14 weeks. A total of 32 neutered pigs (16 local breed and 16 VDL pigs) were used in the study. The average initial live weight was 8.0 kg for the local breed and 12.1 kg for VDL pigs. Four feeding treatments were applied: T1-60% C.gebanga +15% maize; T2- 65% C.gebanga + 10% maize; T3-70% C.gebanga + 5% maize; and T4- 75% C.gebanga + no maize, respectively. Live weights and feed consumption were analyzed using repeated measures, analysis of variance. The results showed that feed supplemented with different composition of C.gebanga and maizehad no effect towards the growth of local breed pigs. However, this phenomenon was not seen in VDL pigs. The growth of VDL pigs supplemented with 75% was significantly lower (P<0.01) compared to the local breed pigs. It can be concluded that substitution of maize with C.gebanga has no influence towards the growth of local breed pigs. However, its effects on the growth of VDL pigs need further observation.
2014-01-01T00:00:00ZPemanfaatan Karakteristik Tingkah Laku dalam Pendugaan Jarak Genetik antar Rumpun DombaHandiwirawan ENoor RRSumantri CSubandriyohttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/767472015-11-19T02:23:53Z2014-01-01T00:00:00ZPemanfaatan Karakteristik Tingkah Laku dalam Pendugaan Jarak Genetik antar Rumpun Domba
Handiwirawan E; Noor RR; Sumantri C; Subandriyo
Informasi mengenai penduga jarak genetik dan perbedaan rumpun domba sangat diperlukan dalam program persilangan antar rumpun dan program pelestarian. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mempelajari pemanfaatan peubah karakteristik tingkah laku untuk pembedaan dan pendugaan jarak genetik antar rumpun domba. Penelitian dilakukan di Kandang Percobaan Domba Balai Penelitian Ternak Cilebut dan Bogor. Lima rumpun domba yang digunakan adalah domba Barbados Black Belly Cross (BC), Komposit Garut (KG), Lokal Garut (LG), Komposit Sumatera (KS) dan St. Croix Cross (SC), dengan jumlah sampel 50 ekor. Sebanyak 10 peubah sifat tingkah laku diamati dalam penelitian ini. Analisis ragam dan pengujian signifikansi untuk pembandingan peubah sifat tingkah laku antar rumpun domba dilakukan menggunakan PROC GLM dari Program SAS ver 9.0. PROC CANDISC, digunakan untuk analisis diskriminan kanonikal, hierarchical clustering dilaksanakan dengan PROC CLUSTER menurut Metode Average Linkage (Unweighted Pair-Group Method Using Arithmetic Averages, UPGMA), dan dendogram untuk kelima rumpun domba dibuat dengan PROC TREE. Peubah pembeda rumpun untuk sifat tingkah laku adalah lama berdiri dan lama makan. Plotting canonical berdasarkan sifat tingkah laku dapat membedakan domba BC, KS dan LG (bersama KG dan SC). Pendugaan jarak genetik berdasarkan karakteristik sifat tingkah laku menghasilkan pengelompokkan rumpun domba yang kurang akurat.
2014-01-01T00:00:00ZPerlemakan pada Sapi Bali dan Sapi Madura Meningkatkan Bobot Komponen Karkas dan Menurunkan Persentase Komponen NonkarkasIsmail, MuhammadNuraini, HennyPriyanto, Rudyhttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/767072015-11-18T07:41:51Z2014-01-01T00:00:00ZPerlemakan pada Sapi Bali dan Sapi Madura Meningkatkan Bobot Komponen Karkas dan Menurunkan Persentase Komponen Nonkarkas
Ismail, Muhammad; Nuraini, Henny; Priyanto, Rudy
Populasi sapi potong lokal Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dengan tingkat pemotongan cenderung meningkat setiap tahunnya. Permasalahan utama industri daging adalah sangat beragamnya kondisi sapi yang dipotong di rumah pemotongan hewan, terutama tingkat perlemakan tubuh. Perbedaan perlemakan tubuh diduga berpengaruh terhadap produktivitas sapi potong lokal Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh tingkat perlemakan tubuh terhadap produktivitas karkas dan non karkas pada sapi potong kerangka kecil. Penelitian menggunakan 48 ekor sapi (sapi bali dan sapi madura) potong jantan dewasa yang berasal dari delapan rumah pemotongan hewan dan lima propinsi di Indonesia. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga kondisi perlemakan tubuh yaitu kurus, sedang, dan gemuk. Data dianalisis dengan menggunakan sidik ragam, kemudian diuji dengan Uji Jarak Berganda Duncan untuk mengetahui beda antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan perlemakan tubuh berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap bobot potong, bobot karkas, dan persentase karkas. Pengaruh perlemakan tubuh terhadap bobot dan persentase komponen non karkas menunjukkan hasil yang bervariasi. Walaupun demikian, data menunjukkan peningkatan perlemakan tubuh akan diikuti peningkatan bobot komponen non karkas dan penurunan persentase komponen non karkas.
2014-01-01T00:00:00Z